Overhaul atau turutn mesin biasanya dilakukan dengan cara membongkar mesin yang bermasalah untuk dapat diperiksa dengan sangat teliti, agar diketahui sumber masalahnya.
Keluhan Heri ini sempat dikisahkan oleh Edna C. Pattisna lewat tulisan berjudul “Pesan dari Komandan KRI Nanggala 402†yang dimuat di
kompas.id.
Kepada Edna, Heri Oktavian tidak canggung untuk mengutarakan kondisi Korps Hiu Kencana. Khususnya kondisi Nanggala 402 yang masuk sebagai alutsista di tahun 1980-an.
Menurutnya, Korps Kapal Selam Indonesia membutuhkan kapal selam yang memiliki kemampuan bertempur mumpuni. Atas alasan itu juga dia merasa khawatir dengan rencana pembelian kapal selam bekas yang sempat beredar.
Dia juga secara gamblang menyebut bahwa kapal selam buatan PT PAL yang kerap dibanggakan pejabat tanah air, pada kenyataannya kurang memuaskan.
Heri juga sempat bercerita mengenai perwira yang dipersulit atasan jika memberi laporan mengenai buruknya kapal selam tersebut.
Kembali ke soal Nanggala 402. Heri kesal karena proses turun mesin selalu tertunda sejak tahun 2020. Padahal, Heri menilai sebuah kapal selam harus disiapkan dengan baik.
Namun demikian, overhaul itu tidak kunjung dilaksanakan hingga akhirnya Nanggala 402 tenggelam di dasar laut Bali. Heri yang dilantik sebagai komandan Nanggala 402 pada 3 April 2020, turut gugur bersama 52 awak Nanggala 402 lainnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.