Demikian analisa Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (28/4).
Menurut Ali Rif'an ada beberapa alasan yang menjadi dasar Jokowi mengambil sikap politik seperti itu.
Pertama, karena pengisian personalia di Kementerian Investasi dan Kemendikbud-ristek memang mendesak dilakukan.
Faktor kedua, karena dalam beberapa pekan ini Indonesia sedang berduka karena berbagai peristiwa. Baik tenggelamnya KRI Nanggala-402 dan insiden penembakan di Papua yang menewaskan aparat TNI/Polri.
Dalam pandangan Ali Rif'an, Presiden tidak ingin menambah kegaduhan dengan merombak kabinetnya.
"Di situasi ramadhan presiden tidak ingin membuat suasana gaduh, ingin adem ayem sehingga tidak mengganti menteri lainnya, ini termasuk cara menjaga keseimbangan politik," demikian kata Ali Rif'an.
Lebih lanjut, Magister Politik Universitas Indonesia itu menganalisa Jokowi nampak tidak ingin membuat gaduh dengan mengganti menteri yang berasal dari kader partai politik.
"Barangkali kalau mencopot menteri dari parpol resistensinya tinggi," demikian kata Ali RIf'an.
Dalam perombakan kabinet terbatas itu mereka yang dilantik oleh Jokowi diantaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset Teknologi (Mendikbud-Ristek), Nadiem Makarim; Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia; dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: