Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Awal Terlalu Bombastis, Resuffle Kabinet Jilid II Ternyata Antiklimaks

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 29 April 2021, 11:16 WIB
Di Awal Terlalu Bombastis, Resuffle Kabinet Jilid II Ternyata Antiklimaks
Mendikbudristek Nadiem Makarim dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia/Net
rmol news logo Resuffle kabinet jilid II telah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan mengundang polemik di kalangan masyarakat. Pasalnya, kehebohan sebelum adanya rehusffle telah bermunculan menyusul adanya kinerja menteri yang kurang apik dalam menjalankan tugas.

Adapun menteri yang dilantik Jokowi kemarin yakni Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek dan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi.

"Tadinya kita berharap bahwa konteks resuffle lebih berorientasi pada implikasi dan progresifitas kabinet Jokowi-Amin, namun sebaliknya yang terjadi," ucap Direktur Eksekutif CISA, Herry Mendrofa, Kamis (29/4).

Menurut Herry, diangkatnya kembali Nadiem sebagai Mendikbudristek serta Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi hanyalah sebuah antiklimaks dari isu reshuffle.

"Terlalu bombastis isunya di awal, dan memang respons publik itu adalah resuffle secara fundamental dan revolusioner, namun nyatanya terjadi antiklimaks lantaran yang diresuffle adalah orang lama pastinya juga hasil kerjanya sudah dapat diterka oleh publik," katanya.

Herry mengatakan Nadiem Nakariem merupakan menteri yang sudah layak terdepak dari Kabinet Jokowi-Amin karena tidak mampu memenuhi ekspetasi publik. Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya, Nadiem dipertahankan Presiden dan mendapatkan beban dua kali lipat.

"Nadiem terlihat kontraproduktif dan sering buat gaduh, lain halnya Bahlil yang masih bisa dipertahankan namun tetap ada catatan khusus karena irisannya dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang menurun," imbuhnya.

Kemendikbudristek sekarang, kata Herry, memiliki tugas yang cukup berat untuk menangani persoalan pendidikan kebudayaan sekaligus riset dan teknologi.

"Sebenarnya jika Jokowi serius soal riset dan teknologi harusnya bukan Nadiem karena butuh figur yang kuat soal Kemendikbudristek karena saat pandemi ini inovasi dalam konteks riset dan teknologi sudah menjadi urgensi dan fundamental sekalipun ada BRIN," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA