Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jelang 100 Hari Transisi Blok Rokan, Pertamina Didesak Selesaikan Kendala Listrik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 02 Mei 2021, 00:35 WIB
Jelang 100 Hari Transisi Blok Rokan, Pertamina Didesak Selesaikan Kendala Listrik
Politikus Demokrat, Achmad/Ist
rmol news logo Per Sabtu (1/5), hitungan mundur (countdown) 100 hari masa transisi alih kelola blok Rokan, Provinsi Riau dari Chevron ke Pertamina dimulai.

Sayang, proses transisi Blok Rokan, Riau, dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke PT Pertamina (Persero) masih terkendala pembangkit listrik.

Padahal, kebutuhan listrik di sana selama ini dipasok oleh PT Mandau Cipta Tenaga Nusantara (MCTN).

Untuk itu, Legislator Demokrat dari Dapil Riau, Achmad, meminta Pertamina segera mengambil langkah untuk mengatasi pasokan listrik di Blok Rokan tersebut.

"Seratus hari itu tidak lama lho, Pertamina tidak boleh gegabah, harus mengambil langkah cepat. Masalahnya kan PT Mandau yang selama ini menjadi pemasok kebutuhan listrik di Blok Rokan, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Chevron Standar Limited (CSL), tidak mau menyerahkan begitu saja pembangkitnya," ujar Achmad kepada wartawan, Sabtu (1/5).

Jika PT MCTN tidak mau menyerahkan pembangkitnya, lanjut Achmad, Pertamina harus secepatnya menyiapkan beberapa rencana lain.

"Kalau memang bisa, Pertamina duduk bersama dulu dengan PT Mandau, ambil kesepakatan yang tidak merugikan kedua belah pihak. Jika akhirnya mentok, baru cari plan lain sebelum masa transisi itu tiba," jelasnya.

Selain itu, mantan Bupati Rokan Hulu dua periode ini menambahkan, PT Pertamina (Persero) sebagai pemegang kendali akuisisi atas Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) juga diminta memperhatikan problem lain yang saat ini dialami Provinsi Riau.

"Misalnya infrastruktur, ini juga penting. Seperti jalan yang selama ini menjadi beban Provinsi dan kebetulan melintas di kawasan Blok Rokan hingga kini juga belum terselesaikan," tandasnya.

Ia berharap dengan produksi minyak dari Blok Rokan ini dapat dimaksimalkan untuk mensejahterakan masyarakat Riau. Sebab, kata Achmad, pendapatan daerah Riau sangat bergantung pada bagi hasil migas.

"Kalau misalnya bagi hasil migas seadanya, tentu Riau akan kesulitan, Blok Rokan ini merupakan blok minyak terbesar di Indonesia dengan luas 6.220 kilometer persegi yang tentunya juga harus bisa mensejahterakan masyarakat di lima Kabupaten di Riau, yaitu Bengkalis, Siak, Kampar, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir," paparnya.

Blok Rokan ini memiliki 96 lapangan, di mana tiga lapangan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik. Yaitu Duri, Minas, dan Bekasap.

"Potensi Lapangan Duri pertama kali ditemukan tahun 1941 dan produksi pertamanya terjadi pada tahun 1951 di bawah pengelolaan Caltex yang kemudian berlanjut dibawah nama PT Chevron Pacific Indonesia hingga tahun 2021," jelas Achmad.

Sektor migas masih menjadi revenue generator, meski menempati posisi penyumbang kedua terbesar di APBN setelah pajak, namun sejatinya dari migaslah, Indonesia mendorong perputaran mesin perekonomiannya, bahkan (politiknya).

"Kita berharap Pertamina Hulu Rokan akan memberi yang terbaik bagi Provinsi Riau dan Indonesia, pada umumnya," demikian Achmad. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA