"Bisa jadi, pernyataan Menkeu Sri Mulyani ini mendorong masyarakat yang mau menghadapi lebaran ke pusat-pusat perbelanjaan, termasuk pasar Tanah Abang," ujar pengamat sosial politik, Muslim Arbi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (3/5).
Bahkan kata Muslim, ia curiga pernyataan Sri Mulyani tersebut ada tujuan tertentu agar terlihat perekonomian nasional tidak semakin lesu di tengah pandemi Covid-19.
"Bisa jadi Menkeu yang sekali nyambi sebagai SPG baju lebaran ini, inginkan bahwa dengan banyak orang belanja, secara otomatis akan membantah bahwa ekonomi lesu atau lemah. Buktinya orang banyak menyerbu pusat-pusat perbelanjaan," kata Muslim.
Padahal, lanjutnya, suasana pandemi di Indonesia masih belum mereda. Apalagi, mudik sudah dilarang sehingga seharusnya Sri Mulyani tidak mengeluarkan pernyataan yang dapat menimbulkan kerumunan orang.
"Jadi kalau kerumunan di pasar-pasar termasuk di pasar Tanah Abang, dianggap langgar prokes, maka Sri Mulyani perlu dipanggil dan diperiksa," tegasnya.
"Tapi sebetulnya tanpa ada imbauan dari Menkeu, pun masyarakat sudah pasti belanja untuk persiapkan lebaran. Karena sudah tradisi," pungkas Muslim.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: