Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyampaikan, penurunan ini dikarenakan adanya penerapan teknologi informasi dan posko terpadu terhadap upaya pencegahan Karhutla selama ini.
"Jadi intinya bahwa dalam kegiatan itu Karhutla antara 2019 dengan 2020 ada penurunan 81 persen berkaitan dengan titik api maupun luas lahan yang terbakar," kata Argo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (6/5).
Argo menjelaskan, teknologi ini mempermudah untuk melihat luas hutan yang terbakar. Selain itu, pembuatan embung yang mampu memperkirakan jumlah debit air, sehingga tidak lagi khawatir ketika musim kemarau dapat membakar hutan dan lahan.
Disamping upaya pencegahan yang komperhensif, penegakan hukum terhadap kasus Karhutla juga dipersingkat yang tentunya memiliki efek.
"Nanti setelah kita penyelidikan, penyidikan, kita koordinasi dengan Kejaksaan. Berkaitan dengan saksi ahli, petunjuk lain kita komunikasikan sehingga tidak bolak balik berkas perkara. Jadi nanti sesuai Inpres bapak Presiden untuk kegiatan pencegahan dan penegakan hukum kita lakukan secara terpadu," pungkas Argo.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: