Desakan
tersebut disampaikan Ketua Umum Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI),
Arifin Nur Cahyono seiring data Asosiasi Industri Pengolahan Daging
Indonesia yang menunjukkan adanya kenaikan harga hingga 31 persen
sepanjang Oktober 2020 hingga 29 Maret 2021.
"Ada apa ini ya? Apa
ada lingkaran rente di jalur impor daging kerbau dari India?" kata
Arifin dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/5).
Arifin mengaku
belakangan muncul dugaan mahalnya harga daging kerbau impor yang kini
mencapai Rp 68 ribu/kg karena adanya monopoli penunjukan tempat
penyimpanan daging kerbau oleh Bulog kepada PT Suri Nusantara Jaya.
Padahal,
kata dia, jika Bulog membuka lebih banyak kesempatan perusahaan pemilik
cold storage daging, maka harganya akan bisa lebih
murah atau setidaknya sama dengan harga di pasar.
"Diduga dari
informasi yang sangat akurat, mahalnya harga impor daging sapi dari
eksportir daging kerbau di India ada titipan harga dari oknum-oknum
pejabat di Bulog sebagai bentuk dari fee rente dari eksportir,"
jelasnya.
"Karena itu, Komite Anti Korupsi Indonesia mendesak KPK
dan KPPU untuk meyelidiki pratik dugaan korupsi dan kartel daging
kerbau impor yang harganya jauh lebih mahal dari Malaysia," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: