Sebab penentuan seseorang bisa dicalonkan sebagai capres atau cawapres berada di tangan partai politik. Dalam hal ini, partai politik tidak hanya menilai capres dan cawapres berdasarkan elektabilitas semata.
"Mau tahu apa yang lebih penting untuk tokoh-tokoh yang mau maju di Pilpres 2024, yaitu isi tasnya (
cash keras), bukan elektabilitas untuk bisa dapet kendaraan," kata politisi Gerindra, Arief Poyuono kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/5).
Atas dasar kriteria tersebut, ia berpandangan sejauh ini belum banyak tokoh yang memenuki kriteria tersebut untuk mendapatkan kendaraan politik.
"Baru ada dua tokoh yang isi tasnya atau punya
cash keras atau logistik untuk siap-siap maju di Pilpres. Anies Baswedan dan Erick Thohir," jelasnya.
Baginya, baik Anies Baswedan yang menjabat Gubernur DKI Jakarta maupun Erick Thohir sebagai Menteri BUMN bisa menggunakan fasilitas di pemerintahan untuk mendukung jalan maju sebagai capres di Pilpres 2024.
Anies, kata dia, dengan APBD DKI Jakarta yang sangat besar bisa menggunakannnya untuk meraih simpati dan membangun jaringan, tentunya melalui seuah kebijakan.
"Begitu juga dengan Erick Thohir. Melalui BUMN dengan aset triliunan rupiah bisa dijadikan jaringan
fund raising dan membangun jaringan tim sunset untuk maju di Pilpres 2024," sambung Poyuono.
Selain dua nama di atas, Arief Poyonon belum melihat tokoh lain yang sudah muncul di beberapa lembaga survei memiliki fasilitas dan kekuatan sebesar Anies dan Erick Thohir.
"Tokoh lainnya belum ada yang sekuat Anies dan Erick Thohir. Sebab seorang tokoh yang mau nyapres atau nyawapres itu bukan elektabilitas hasil survei yang dinilai parpol pengusung, apalagi sampai enggak menguasai partai, tokoh itu pasti akan ke laut," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: