Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Gus Yasin: Sesungguhnya Yang Berwawasan Kebangsaan Rendah Para Penilainya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 07 Mei 2021, 16:26 WIB
Gus Yasin: Sesungguhnya Yang Berwawasan Kebangsaan Rendah Para Penilainya
Ketua Harian PPKN, Tjetjep Muhammad Yasin/Net
rmol news logo Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang menjadi prasyarat pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beralih status menjadi aparatur sipil negara (ASN) dipertanyakan Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN).
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menurut Ketua Harian PPKN, Tjetjep Muhammad Yasin, TWK hanya narasi yang bertujuan untuk menyingkirkan penyidik KPK yang bersih.

"Itu bagian dari upaya memandulkan KPK. Caranya menyingkirkan penyidik yang berkualitas dan berintegritas," kata Gus Yasin, sapaan akrabnya, kepada Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (7/5).

Gus Yasin menyayangkan, TWK tersebut harus menyingkirkan mereka-mereka yang berkualitas dan sudah menunjukkan integritasnya selama penanganan korupsi.

"Mereka harus tersingkir atau disingkirkan dari KPK. Saya dan mungkin banyak rakyat jadi berpikir, kalaulah yang berkualitas dan berintegritas sampai tersingkir dari KPK yang tentu sangat mungkin ingin membuat KPK mandul," tuturnya.  

Gus Yasin juga mempertanyakan pelaksana TWK tersebut. Sebab sejauh ini yang menjalankan TWK adalah lembaga kepegawaian negara yakni BKN dengan bekerjasama dengan BIN, BAIS-TNI, BNPT, dan lain-lain. Sementara KPK hanya menerima hasilnya saja.

"Kita bayangkan kalaulah para penyidik KPK sudah membuktikan kualitas dan integritasnya mengemban amanah di KPK, terus dinilai wawasan kebangsaannya rendah. Maka, menurut saya yang patut dipertanyakan adalah wawasan kebangsaannya yang menilai. Saya malah berkeyakinan sesungguhnya yang berwawasan kebangsaan rendah para penilainya," tegasnya.

"Yang jelas, tidak ada dari mereka yang wawasan kebangsaannya mau mengganti Pancasila dengan Trisila dan Ekasila. Bukan yang shalat subuh pakai qunut dan tidak pakai qunut," sindir Gus Yasin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA