Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mulyanto Sayangkan Ada Upaya Dehabibienisasi Melalui Perombakan Kelembagaan Iptek

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Sabtu, 08 Mei 2021, 09:59 WIB
Mulyanto Sayangkan Ada Upaya Dehabibienisasi Melalui Perombakan Kelembagaan Iptek
Presiden ketiga RI BJ Habibie/Net
rmol news logo Ada upaya dehabibienisasi atau menghapuskan warisan yang ditinggalkan Presiden ketiga RI BJ Habibie melalui perombakan kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) belakangan ini.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
 
"Saya mencatat akhir-akhir ini saja telah hilang atau segera dilebur kelembagaan Dewan Riset Nasional (DRN), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), LIPI, BATAN dan LAPAN," ujar anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto dalam keterangannya, Sabtu (8/5).

"Sebelumnya juga telah dihapus Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), Dewan Standarisasi Nasional (DSN) serta dimuseumkannya N-250 Si Gatot Kaca," imbuhnya.
 
Mulyanto menegaskan, negara tidak bisa begitu saja menghilangkan jejak pengembangan iptek yang sudah dibangun susah payah oleh begawan teknologi BJ Habibie.

Kata dia, bangsa Indonesia harus mengakui bahwa Habibie berhasil membangun struktur pembangunan teknologi Iptek (techno-structure) yang kokoh dan bermanfaat di Indonesia.

"Pak Habibie berhasil membangun human-ware (SDM), technoware (peralatan), orgaware (kelembagaan) maupun infoware (jaringan) yang berujung pada beroperasinya Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS)," terangnya.

BUMNIS ini, sambung legislator PKS ini, merupakan wahana anak bangsa memproduksi peralatan Hankam dan sipil canggih mulai dari pesawat, kapal, tank, senjata, peledak, industri berat sampai elektronik.

"Pada posisi tertentu, bisa dibilang, BUMNIS sangat berperan membangun kekuatan pertahanan dan keamanan nasional," katanya.

Menurutnya, ide pengembangan iptek Habibie sangat visioner. Ia ingin membangun kedaulatan dan kemandirian bangsa di berbagai bidang, agar Indonesia tidak tergantung dan didikte oleh pihak asing.

Apalagi, Indonesia adalah negara kepulauan yang membutuhkan infrastruktur transportasi antar pulau dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan bangsa.
 
"Jauh-jauh hari Habibie sudah mengibarkan upaya membangun keunggulan bersaing (competitive advantage) bangsa ini di samping terus mendayagunakan keunggulan SDA yang ada (comparative advantage)," ujarnya.

"Ketimbang terlena pada kelimpahan SDA yang suatu saat akan habis dan kita terperangkap pada 'kutukan SDA, beliau meletakan dasar bagi ekonomi berbasis Iptek (knowledge based economy). Tujuannya agar kita menjadi negara yang digerakkan oleh inovasi (innovation driven country)," imbuh Mulyanto.

Sementara pada hari ini, kata Mulyanto, pemandangan yang nampak adalah SDM dan peralatan teknologi yang makin menua serta kelembagaan iptek yang satu demi satu berguguran.

"Ini semua harus menjadi bahan renungan kita bersama dalam rangka membangun bangsa yang berdaulat, bangsa inovasi (innovation nation) ke depan," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA