Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Peniadaan Mudik, Penumpang Moda Transportasi Turun 61 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Senin, 10 Mei 2021, 19:55 WIB
Peniadaan Mudik, Penumpang Moda Transportasi Turun 61 Persen
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto./Dok
rmol news logo Pada masa pelarangan mudik lebaran 2021, pemerintah mencatat  penurunan jumlah penumpang di semua moda transportasi rata-rata hingga lebih dari 61%. Jumlah kendaraan harian yang keluar dari Jakarta juga turun hingga 33,1%.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto dalam Keterangan Pers usai Rapat Kabinet Terbatas Penanganan Pandemi Covid-19, di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/5).

Airlangga menjelaskan, penyekatan untuk pengetatan mobilitas terpantau efektif menekan jumlah masyarakat yang akan mudik. Pengetatan dilakukan di 381 lokasi oleh Korlantas Polri. Ditambah pengetatan wilayah oleh beberapa provinsi untuk mobilitas antar kabupaten/kota.

Selama Operasi Ketupat 2021, pada tanggal 6-8 Mei lalu, petugas telah melakukan pemeriksaan terhadap 113.694 kendaraan. Dimana, 41.097 kendaraan diputar balik ke daerah  asal karena terindikasi mudik. Petugas juga menemukan pelanggaran travel gelap 346 kendaraan.

Airlangga menambahkan,  mobilitas antar wilayah dalam aglomerasi tidak memerlukan surat bebas Covid dan surat izin perjalanan (SIKM). Sementara, kebijakan untuk tempat wisata yaitu untuk yang berada di Zona Merah dan Oranye, dilarang untuk buka/operasi.

“Sedangkan di zona lain, diizinkan untuk buka/operasi dengan kapasitas maksimal 50% dan penerapan Prokes 3M secara ketat” ujar Airlangga.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, secara umum kebijakan pelarangan/ peniadaaan mudik mendapat penerimaan cukup baik dari masyarakat. Pemerintah  mengapresiasi petugas Polri/TNI/Pemda yang sudah melakukan usaha penyekatan dengan baik.

Pemerintah mencatat,  pada masa pra larangan mudik (22 April-5 Mei) terjadi kenaikan jumlah penduduk yang keluar dari daerah asalnya sekitar 20%-30%. Syarat lebih ketat untuk hasil tes swab antigen yang hanya berlaku 1 hari menyebabkan para pemudik memajukan mudiknya sebelum 6 Mei sehingga setelah tanggal itu terjadi penurunan signifikan jika dibandingkan masa pra-larangan mudik.

Menhub menjelaskan rincian jumlah rata-rata penumpang harian antara lain, angkutan jalan (turun 83,4%), angkutan laut (turun 33,9%), angkutan udara (turun 93,5%), angkutan penyeberangan (turun 65%), dan kereta api (turun 56%).

“Kami juga membahas rencana kepulangan dari daerah mudik, (diperkirakan) sebanyak 22% atau sekitar 3,6 juta pemudik akan balik pada H+2, jadi yang akan kami usulkan, harus ada yang menunda kepulangan supaya tidak semuanya bertemu di waktu dan lokasi yang sama,” ujar Menhub.

Pemerintah juga akan melakukan tracing pada beberapa lokasi yang memiliki konsentrasi pemudik besar. “Khusus untuk mereka yang melakukan perjalanan darat, kami sarankan harus diberi vaksin gratis. Sedangkan, untuk udara proses tracing-nya lebih pendek, jadi baru besok akan dilakukan pembahasan,” jelasnya.

Mengenai kepulangan PMI, baik di Kep. Riau maupun Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat, Kemenhhub akan menyediakan kapal dan bis utk mengantar mereka sampai ke tujuan akhir.  Pangdam akan mengambil alih di Kepri dan Kalbar.

“Untuk penggunaan pesawat udara tidak ada lagi penerbangan carter di masa peniadaan mudik ini,” tegas Menhub. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA