"Sulit, sepanjang PDIP masih dinakhodai Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani didorong untuk menjadi capres atau cawapres," kata pengamat politik M. Rizal Fadillah, Selasa (18/5).
Dia setuju dengan pandangan bahwa popularitas dan elektabilitas bisa didapat dari pencitraan.
"Bahwa soal survei sebagai bagian pencitraan karena lembaga survei independen, kredibel, dan berkarakter, kini tidak mudah. Lembaga survei cenderung pragmatik bisa diorder, bisa dibayar," ujar Rizal Fadillah.
Baca:
Ketua PDIP: Elektabilitas Ganjar Bagian Dari Pencitraan, Belum Tentu Dapat Rekomendasi MegawatiDan menurut Rizal Fadillah, begitu Ganjar Pranowo maju sebagai capres apalagi melalui kendaraan selain PDIP, tentu berbagai kelemahan Ganjar yang kini ditutup atau diredam, akan diungkap dan dibombardirkan, termasuk soal dugaan keterlibatan dalam korupsi e-KTP.
Adapun kemungkinan duet yang juga diperbincangkan, yaitu Anies Baswedan-Ganjar Pranowo, tampaknya sulit terealisasi.
Persoalan pertama, kendaraan Anies yang digadang-gadang PKS, Partai Nasdem, atau lainnya, belum jelas menerima Ganjar, apalagi tidak ada kendaraannya.
Kedua, Anies juga berpeluang besar dilamar oleh banyak calon lain seperti Ketua Umum Partai Demokrat AHY, bahkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
"Sehingga mungkin masih sangat berat terbentuk pasangan Anies-Ganjar," ucap Rizal Fadillah kepada redaksi
Kantor Berita Politik RMOL.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: