Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Nama Politisi PDIP Ihsan Yunus Kembali Muncul Di Sidang Bansos Juliari Batubara

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Senin, 24 Mei 2021, 15:35 WIB
Nama Politisi PDIP Ihsan Yunus Kembali Muncul Di Sidang Bansos Juliari Batubara
Harry Van Sidabukke saat memberi kesaksian di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (24/5)/RMOL
rmol news logo Nama politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Ihsan Yunus kembali muncul di persidangan perkara dugaan suap bantuan sosial (bansos) sembako Covid-19 untuk terdakwa Juliari Peter Batubara selaku mantan Menteri Sosial.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Nama Ihsan Yunus muncul di saat tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendalami keterangan saksi Harry Van Sidabukke di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (24/5).

Awalnya, Jaksa mendalami sosok Agustri Yogasmara alias Yogas yang memiliki kuota 400 ribu paket setiap tahap pengadaan bansos sembako. Karena, saksi Harry mendapatkan kuota dibagi dari jatah kuotanya Yogas sesuai arahan dari Matheus Joko Santoso selaku pejabat pembuat komitmen (PPK).

Harry pun dimintai fee sebesar Rp 12.500 per paket bansos yang diterima Harry melalui PT Pertani dan PT Mandala Hamonangan Sude (MHS). Akan tetapi, Harry hanya menyanggupi Rp 9 ribu per paket bansos.

Dari kesepakatan itu, secara total Harry memberikan uang fee kepada Yogas sebesar Rp 7.247.844.000.

"Tadi saudara menjelaskan pernah memberi uang kepada si Yogas Rp 7 M lebih tadi kan, selain uang pernah?" tanya Jaksa kepada Harry.

Harry pun mengaku juga memberikan dua unit sepeda Brompton kepada Yogas sesuai dengan permintaan Yogas.
Jaksa pun menyinggung soal 400 ribu paket per tahap yang dimiliki oleh Yogas.

Singgungan itu diarahkan kepada Harry karena dia dianggap tidak mencari tahu sosok Yogas yang sebenarnya.

"Lah, saudara nggak juga kemudian mengkulik atau menanyakan, kok Yogas ini bisa mengelola 400 ribu dari 1,9 juta paket bansos gitu loh. Ini supaya logika kita, logika persidangan ini juga kita menerima akal sehat kami gitu loh. Saudara nggak kenal juga?" tanya Jaksa.

"Iya Pak Azis, kebetulan memang saya nggak tanya, nggak cari tahu," kata Harry.

Akan tetapi, Jaksa masih tudak puas dengan jawaban saksi Harry tersebut yang juga merupakan pihak pemberi suap dalam perkara ini yang sudah divonis bersalah dan dihukum 4 tahun penjara.

"Saudara kan sebagai lawyer tahu ya, perkiraan saya saudara tahu, tapi saudara nggak terbuka aja gitu. Saudara nggak tahu atau nggak terbuka?" tanya Jaksa.

“Nggak bapak, saya nggak tahu," jawab Harry.

Padahal, kata Jaksa, 400 ribu paket per tahap merupakan kuota yang banyak. Jaksa masih merasa heran dengan sikap Harry yang juga tidak menanyakan dan mendalami sosok Yogas.

Jaksa pun sedikit menyinggung pernyataan Harry yang tercantum di dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) saksi Harry saat di penyidikan KPK.

"Pada saat di dalam BAP ini saudara ada menyebut Iman Ikram, betul?" tanya Jaksa.

Harry mengaku kenal dengan Iman Ikram yang merupakan Wakil Sekjen saat di organisasi HIPMI.

"Lah apa hubungannya setiap kali ini ada Yogas di situ ada Iman Ikram, bahkan pada saat ngambil sepeda Iman Ikram ada. Apa ada hubungan antara Yogas dengan Iman Ikram?" kembali tanya Jaksa kepada Harry.

"Setahu saya dari Iman Ikram mereka berteman pak, mereka memang berteman," jawab Harry.

Jaksa pun masih merasa heran dengan sikap Harry yang juga tidak mendalami sosok Yogas melalui Iman Ikram tersebut.

Selain itu, Jaksa mendalami sosok Iman Ikram yang dikenal saksi Harry. Akan tetapi, Harry masih belum membuka secara terbuka menurut Jaksa.

"Ah yang benar, ini di BAP saksi menyebutkan adik dari Ihsan Yunus?" kata Jaksa.

Mendengar pernyataan Jaksa itu, Harry lalu membenarkan bahwa dirinya baru mengetahui jika Iman Ikram adik dari politisi PDIP yang kala itu menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VIII. Tepatnya saat tahap terakhir pengadaan bansos.

"Oh iya, akhirnya saya tahu pak, di tahap mau terakhir pak, (tahap) 11, 12," terang Harry.

"Ihsan Yunus ini siapa? Ada hubungannya nggak antara Kemensos dengan Komisi VIII. Ihsan Yunus partainya apa?" tanya Jaksa kepada Harry.

"Ihsan Yunus setahu saya, Wakil Ketua Komisi VIII pak. Partainya ya PDIP pak," pungkas Harry. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA