Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pimpinan Komisi XI Ramal Sesumbar Sri Mulyani Bisa Terjadi Dengan Syarat Pengendalian Pandemi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 26 Mei 2021, 17:17 WIB
Pimpinan Komisi XI Ramal Sesumbar Sri Mulyani Bisa Terjadi Dengan Syarat Pengendalian Pandemi
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati/Net
rmol news logo Ramalan Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal kedua sebesar 7,1 persen hingga 8,3 persen, diyakini bisa terwujud dengan syarat pengendalian Covid-19 yang efektif.

Hal itu disampaikan Pimpinan Komisi XI DPR RI Dolfie ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, mengenai pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal kedua, Rabu (26/5).

"Tentu kita punya optimisme, selama satu kuncinya adalah pengendalian Covid-19-nya efektif, artınya prokes, vaksin berjalan," ujar Dolfie dalam sambungan telpon.

Menurut Dolfie, tren perdagang di kuartal pertama mengarah pada tren yang mulai positif. Di mana berdasarkan data BPS per Maret 2021 neraca perdagangan surplus hingga US$ 1,57 miliar.

Namun, dia menggarisbawahi target 7,1 persen hingga 8,3 persen yang dipatok Sri Mulyani tersebut belum tentu bisa tercapai pada kuartal kedua.

“Artinya trennya menuju ke arah pertumbuhan yang mau menuju positif, tinggal kita melihat seberapa cepat. Nah itu kan yang dibuat oleh Kemenkeu itu trajectory berdasarkan kuartal pertama ini yang kelihatannya semua bagus,” kata Dolfie.

Politisi PDI Perjuangan ini mengaku optimis pertumbuhan ekonomi tersebut bisa tercapai. Namun dia juga mengajak masyarakat untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara displin.

"Yang bisa dilakukan masyarakat adalah protokol kesehatan. Selama prokesnya efektif, kita optimis itu bisa tercapai,” ucapnya.

Menurutnya, percepatan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama bisa diproyeksikan di kuartal kedua. Meskipun banyak pihak yang meragukan ekonomi kuartal kedua bisa tumbuh tinggi karena faktor larangan mudik.

"Nah, harapan kita itu (larangan mudik) tidak menghambat. Kalau pun dilarang mudik, tapi kan ada bocor-bocornya. Maka harapan kita di momen itu tidak menghambat, atau tidak ada peningkatan Covid-19 yang signifikan,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA