Jurubicara BSSN, Anton Setiyawan mengatakan, BPJS Kesehatan sampai saat ini baru mendapatkan sampel 1 juta data dari klaim 279 juta data yang bocor.
Penelusuran itu, kata Anton, merupakan langkah utama dan wajib untuk memastikan apakah sampel 1 juta data memang benar data BPJS Kesehatan.
"Ketika terjadi insiden maka yang pertama harus dilakukan adalah verifikasi yang cermat dan cepat, klaimnya 279 juta, sampelnya 1 juta," kata Anton dalam serial diskusi Polemik Trijaya bertema "Darurat Perlindungan Data Pribadi", Sabtu (29/5).
"Karena kita tidak ada yang memegang data 279 juta tersebut, sekarang kita berasumsi dengan yang 1 juta yang dijadikan sampel," imbuhnya.
Selain menunggu verifikasi BPJS Kesehatan, lanjut Anton, BSSN juga bekerjasama dengan Tim Siber Bareskrim Polri untuk menelusuri aliran transaksi dari kebocoran data tersebut.
"Kalau kita menelusuri penjahat kita melihat aliran uangnya ke mana, berarti ke bitcoinnya kan, ini yang sedang dilakukan teman-teman di Bareskrim," terangnya.
Dia pun meminta publik menunggu kerja dari lembaga-lembaga terkait untuk menelusuri sebelum akhirnya mengumumkan apa yang sebenarnya terjadi dengan data-data tersebut.
"Detailnya saya enggak bisa membuka, pasti nanti kalau selesai akan disampaikan teman-teman," ucap Anton.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.