Pada dasarnya, wajar bila publik menyoroti kebijakan pemerintah, termasuk soal belanja alutsista di Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Akan tetapi, hal berbeda terlihat dalam kritik yang disampaikan Connie.
"Sobat, sah-sah saja publik mengawasi pemerintahan, termasuk mengawasi belanja Alutsista. Masalahnya jika Connie Rahakundini yang juga pemain alutsista komentari mafia alutsista," kata Haris Rusly dikutip redaksi, Minggu (30/5).
Connie sebelumnya mempersoalkan adanya anggaran Rp 1.760 triliun yang harus dihabiskan pada tahun 2024 untuk pengadaan alutsista. Namun demikian, data tersebut bagi Haris Rusly masih diragukan.
"Publik nilai negatif, kredibilitas datanya diragukan. Dianggap karena enggak dapat bagian, lalu bikin ramai," demikian mantan aktivis 98 itu.
Sorotan terhadap pernyataan Connie ini juga sempat dilontarkan pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin. Ia menilai Connie tidak objektif karena selain seorang pengamat, juga menjadi kader Partai Nasdem.
"Soal posisi pengamat, ya pengamat saja, enggak usah berpartai. Kalau berpartai, (status) pengamatnya ya ditinggalkan sehingga pendapatnya objektif," kata Ujang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: