Wakil Ketua Umum DPP PPP, Arsul Sani mengatakan, salah satu yang mendesak dibahas adalah bagaimana menciptakan Pilpres 2024 sebagai hajatan demokrasi yang lebih baik dari gelaran sebelumnya.
Salah satunya adalah bagaimana menghadirkan lebih dari dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
"Kita perlu mendorong pilpres diikut lebih dari dua pasang meski konsekuensinya nanti ada putaran kedua," kata Arsul, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (4/6).
Bagi PPP, lanjut wakil ketua MPR itu, sudah ada dua contoh di mana pilpres diikuti dua paslon, yakni 2014 dan 2019. Khusus pada Pilpres 2019, dampak perpecahannya terasa cukup panjang.
"Kenapa harus lebih dua pasangan calon, menurut PPP pembelahan yang terjadi potensi pembelahan masyarakat yang terjadi kalau pilpres diikuti dua pasang
recovery costnya biaya pemulihannya sangat mahal
by social," tutur Arsul.
Dtambahkannya, memang kalau ajang pilpres diikuti lebih dari dua pasangan calon, maka ada potensi digelar dua putaran. Tetapi, pembelahan yang mungkin terjadi bisa diminimalkan sekalipun putaran keduanya hanya diikuti dua paslon.
"Ketika sudah melewati putaran pertama tanpa pembelahan yang tajam maka rasanya pilpres itu secara kualitas akan lebih baik, itu yang kita yakini hari ini," ucap Arsul Sani.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: