Isu tentang rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI/Kemhan senilai Rp 1.760 trilun yang disampaikan Connie disinyalir diduga bermuatan politik, dan ada upaya untuk mengalihkan perhatian publik pada kasus tragedi tenggalamnya kapal selam KRI Nanggala-402.
Yan Mandenas mengatakan, banyak sekali misteri yang belum terungkap dari tragedi tenggelamnya Mandala. Bahkan ada kecenderungan untuk menutup misteri yang ada.
Misalnya, apakah masih ada korban lain di luar 53 orang yang dirilis. Termasuk apakah ada perwira lain selain anggota Angkatan Laut yang menjadi korban di Nanggala tersebut.
"Lalu, apa motif Connie? Politik atau pesanan dari pihak tertentu untuk pengalihan perhatian publik dari tragedi Nanggala menjadi isu baru," ujar Yan Mandenas, Sabtu (5/6).
Dia menambahkan, upaya membawa isu pertahanan negara menjadi isu politik seharusnya tidak dilakukan. Disayangkan, kejadian tragedi Nanggala telah membuka ruang untuk bermanuver politik.
Menurutnya, dalam stratifikasi kewenangan, Panglima TNI bertanggung jawab pada penggunaan kekuatan (Alutsista), dan KSAL bertanggung jawab terhadap pembinaan dan kesiapan Alutsista (termasuk Kapal Selam).
"Jadi, jangan musibah tenggelamnya Nanggala yang masih menyimpan misteri ini dikait kaitkan dengan Kemhan, apalagi dibelokkan pada hal terkait rencana pembelian Alutsista Rp 1,760 trilun," ucap Yan Mandenas.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: