Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Makanan Halal Jadi Pasar Terbesar Ekonomi Syariah, Tercatat Rp 2,38 Kuadriliun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Minggu, 06 Juni 2021, 10:56 WIB
Makanan Halal Jadi Pasar Terbesar Ekonomi Syariah, Tercatat Rp 2,38 Kuadriliun
Dari kiri ke kanan: Ketua Dewan Pembina MES KH Maruf Amin, Ketua Dewan Pakar MES Agung Firman, dan Ketua Dewan Penyantun Arsjad Rasjid/RMOL
rmol news logo Indonesia memang merupakan negara dengan populasi umat Islam mayoritas (87,18 persen). Tapi umat Islam terbilang minoritas dalam kapasitas ekonomi.

Kenyataan ini, kata Wakil Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Agung Firman Sampurna, harus direspon umat dengan rasional dan cerdas.

Dia mengingatkan bahwa pada dasarnya, Islam adalah agama yang rasional (akal) dan tidak ada agama bagi orang yang tidak rasional.

Atas alasan itu, Agung Firman Sampurna dalam acara Halal Bihalal Pengurus MES di Gedung The Tower, Jakarta, Jumat (4/6), mengajak untuk melihat potensi ekonomi syariah.

Menurutnya, berdasarkan kerangka State of Global Islamic Economy Report 2019/2020, terdapat 6 sektor ekonomi dan bisnis yng digunakan untuk memetakan ekonomi syariah. Yakni, islamic finance (keuangan dan pembiayaan syariah), halal food (makanan halal), muslim friendly travel (wisata halal), modest fashion (busana muslim), media and recreation (media dan rekreasi), dan pharma and cosmetics (framasi dan kosmetik).

Secara global, consumer opportunity ekonomi syariah sangat besar. Di mana belanja (spending) mencapai 2,2 triliun dolar AS dan dengan perkiraan pertumbuhan 5,2 persen year on year akan mencapai 3,2 triliun dolar AS pada tahun 2024.

“Dari 2,2 T tersebut 4 yang terbesar masing-masing adalah: makanan halal 1,37 triliun dolar AS, busana muslim 283 miliar dolar AS, media dan rekreasi 220 miliar dolar AS dan wisata halal 189 miliar dolar AS,” urainya kepada wartawan, Minggu (6/6).

Sementara untuk di Indonesia, rinciannya adalah pengeluaran halal food 170 miliar dolar AS, aset keuangan syariah 82 miliar dolar AS, busana muslim 20 miliar dolar AS, media and rekreasi halal 10 miliar dolar AS, wisata halal 10 miliar dolar AS, farmasi halal 5,2 miliar dolar AS dan kosmetik halal 3,9 miliar dolar AS.

“Mencermati angka tersebut, maka dari segi potensi, pasar terbesar ekonomi syariah adalah makanan halal yang mencapai Rp 2.380 triliun dan pengelolaan aset keuangan syariah mencapai Rp 1.148 triliun,” sambungnya.

Agung Firman Sampurna pun mengapresiasi MES yang telah meluncurkan Indeks MES BUMN sebagai langkah awal gerakan ekonomi umat dalam pengelolaan aset syariah pada tanggal 29 April 2021 yang lalu.

Dengan mencermati angka-angka tersebut, maka sudah waktunya MES memberi perhatian secara khusus bagi pengembangan makanan halal, baik dalam skala UMKM maupun industri, dengan menempatkan partisipasi dari umat muslim sebagai aktor utama dari gerakan ekonomi tersebut.

“Potensi adalah bagian dari nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, dan bagian dari mensyukrinya adalah dengan memanfaatkan potensi menjadi peluang untuk memperkuat gerakan ekonomi umat,” tegasnya.

Namun demikian, potensi-potensi tersebut bukan tanpa masalah atau tantangan. Agung Firman Sampurna mencatat ada 4 tantangan yang harus diselesaikan dalam mewujudkan potensi-potensi tersebut.

Pertama, masalah permodalan yang dihadapi lembaga keuangan syariah sehingga dinilai masih menghambat perluasan jangkauan pemberian pembiayaan dan pendanaan bagi pelaku usaha dengan biaya yang lebih rendah.

Kedua, perlunya  percepatan pengembangan inovasi produk syariah agar lebih variatif dan market friendly.

“Selanjutnya masalah klise, masih relatif belum memadainya SDM yang memiliki integritas dan kompetensi untuk mengelola dana umat pada berbagainsektor ekonomi dan bisnis syariah,” sambungnya.

Sementara yang terakhir adalah keterbatasan infrastruktur di ekonomi dan keuangan syariah juga perlu diatasi sehingga layanan keuangan syariah, termasuk kebutuhan atas perluasan pamanfaatan teknologi.

Turut hadir dalam acara Halal Bihalal Pengurus MES antara lain, Ketua Dewan Pembina MES yang juga adalah Wakil Presiden Republik Indonesia, Maruf Amin dan Wakil Ketua Dewan Pakar MES yang juga Wakil Ketua BPK RI, Agus Joko Pramono.

Kemudian Ketua Umum Pengurus Pusat MES yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir; Ketua Dewan Penggerak MES yang juga Menkopolhukkam, Mahfud MD; Wakil Ketua Pengurus Pusat MES yang juga Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki; Sekretaris Jenderal MES, Iggy H. Achsen; Bendahara Umum MES Herry Gunardi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA