Jokowi hanya memberi ucapan selamat berupa videe dan memilih mengunjungi Semarang, Jawa Tengah dengan didampingi Ganjar Pranowo.
Direktur Eksekutif Democracy and Electoral and Empowerment Partnership (DEEP) Neni Nur Hayati mengatakan, jika menggunakan analisa semiotika, tentu ada pesan politik yang ingin disampaikan Jokowi kepada publik.
Lebih lanjut, Neni kemudian menyadur sebuah teori Umbert Eco tentang sebuah tanda terdapat suatu pesan yang tersembunyi.
Kata Neni, pilihan Jokowi ke Semarang dengan didampingi Ganjar yang saat ini tengah berkonflik dengan elite PDIP memuat pesan terkait dengan pemilu tahun 2024 mendatang.
"Ganjar adalah kandidat yang memiliki elektabilitas tinggi dibandingkan kandidat lain. Ini juga kan menyangkut kepercayaan publik kepada Ganjar atas kinerja yang telah dilakukan," demikian kata Neni kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (12/6).
Secara politik, Neni menilai, pilihan absennya di acara orang yang mengusung menjadi Presiden itu seolah menegaskan bahwa orang nomor satu Indonesia itu melabuhkan kepercayaan politiknya pada Ganjar Pranowo.
Meski hingga saat ini, di internal PDIP Ganjar sedang menghadapi polemik di internal partai banteng. yang juga kader PDIP itu.
"Seolah menegasikan bahwa Jokowi hendak memberikan kepercayaan kepada Ganjar untuk bisa menggantikan posisinya. Meskipun memang diketahui Ganjar masih menjadi polemik di internal PDIP," pungkasnya.
Saat Mega mendapatkan gelar Profesor, tokoh politik yang hadir adalah Menhan Prabowo Subianto, bersanding dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Gubernur yang juga hadir di acara tersebut adalah Ridwan Kamil.
Sedangkan Jokowi meninjau vaksinasi massal di Semarang dengan didampingi Mensesneg Pratikno dan Ganjar Pranowo.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: