“Membela yang benar, bukan membela yang kamu pikir benar,†tegasnya lewat akun Twitter pribadi, Senin (28/6).
Namun demikian, Annisa yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) itu menekankan bahwa pembelaan harus turut dilakukan dengan cara yang benar pula.
Dia juga tidak ingin warganet membela yang dipikir benar dengan cara-cara yang salah.
“Membela yang benar dengan cara yang benar, bukan membela yang kita pikir benar dengan cara yang “dibenar-benarkanâ€. Kebenaran vs pembenaran,†urainya.
Annisa Pohan sendiri sempat berkicau mengenai keresahannya pada pendengung atau buzzer di dunia maya. Dia merasa aneh dengan apa yang didengungkan para buzzer.
Ini lantaran para buzzer kerap mendengungkan narasi yang islamphobia. Salah satu saat muncul sebuah film animasi Nussa yang kemudian dinyinyiri dengan alasan radikal dan intoleran.
Padahal, kata Annisa, film bernuansa Islam tersebut memiliki kandungan nilai-nilai yang positif.
Annisa Pohan merasa aneh dengan sikap buzzer yang Islamphobia karena dia yakin di antara para buzzer itu ada yang beragama Islam.
“Kenapa ya buzzer-buzzer itu islamophobia padahal dirinya juga Islam,†tuturnya.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat Indonesia untuk bangkit dan menjauhkan diri dari narasi-narasi negatif yang didengungkan buzzer.
“Indonesia bangkit yuk! Jauhkan diri dari racun-racun buzzers,†ajaknya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: