Hal itu disampaikan Direktur Pusat Studi Konstitusi dan Otonomi Daerah (Puskod) Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU), Dian Ferricha.
Menurut Ferricha, aksi tembak laser dengan berbagai tulisan merupakan wujud ekspresi, ungkapan, dan pendapat. Namun dinilai sebagai sebuah tindakan yang tidak elegan.
"Kita apresiasi sikap kritisnya. Tapi sisi lain aksinya tidak elegan sama sekali dengan membuat tulisan-tulisan yang kurang elok di gedung KPK, anggarannya dari mana coba ini?" ujar Ferricha kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (29/6).
Ferricha pun mengajak publik untuk mengontrol KPK dengan cara yang lebih elegan. Misalnya membuat seminar.
"Kontrol publik pada kinerja instansi boleh saja, tapi yang elegan lah, seperti mengadakan seminar, membuat tulisan di media massa misalkan," kata Ferricha.
Aksi yang dilakukan Greenpeace Indonesia dengan menembak laser dengan berbagai macam tulisan, salah satunya tulisan "Berani Jujur Pecat", dianggap Ferricha sebagai wujud otokritik masyarakat. Sayangnya dilakukan dengan cara yang kurang elegan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: