“Pada hakekatnya pendidikan itu membebaskan dan memerdekakan,†tegas Ketua Bidang Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) DKI Jakarta, Ristan Alfino Addakhil kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (30/6).
Atas alasan itu, Alfin memuji keberanian Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menyampaikan pesan “Jokowi: The King of Lip Serviceâ€. Menurutnya, apa yang dilakukan mahasiswa UI adalah mengabarkan kepada masyarakat bahwa bangsa ini sedang tidak baik-baik saja.
“Ini adalah konsekuensi logis dari pendidikan tadi, yaitu keberanian mengeluarkan pendapat,†urainya.
Alfin mengatakan bahwa di alam demokrasi, kebebasan pendapat adalah hal yang lumrah saja. Akan amat tidak baik jika kebebasan berpendapat dibungkam.
Mantan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) DKI Jakarta itu tergelitik saat mendengar pihak rektorat UI memanggil mahasiswa karena unggahan kritik tersebut.
Apalagi, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy ikut memberi komentar bahwa BEM UI tidak mencerminkan insan akademisi.
“Saya tergelitik mempertanyakan, insan akademisi versinya Pak Menko itu seperti apa? Mengingat beliau adalah seorang pendidik,†tegasnya.
Alfin tidak ingin sistem pendidikan Indonesia berubah dan menjadikan insan terdidik layaknya robot yang dibungkus kemasan manusia. Pendidikan, sambungnya, justru harus mampu menjadikan manusia merdeka.
“Tak ada yang lebih celaka daripada manusia-manusia yang meninggalkam generasi lemah di belakangnya. Dan keberanian mengemukakan pendapat dan kritik adalah bukti bahwa mahasiswa masih mampu berp[ikir dan bergerak sekaligus membuktikan mahasiswa bukan lemah,†tegasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: