Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kontra BEM UI, Dema STAIN Majene: Berpendapat Dan Menghina Itu Berbeda

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Minggu, 04 Juli 2021, 22:32 WIB
Kontra BEM UI, Dema STAIN Majene: Berpendapat Dan Menghina Itu Berbeda
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene, Provinsi Sulawesi Barat, Saharuddin/Ist
rmol news logo Tak semua mahasiswa nyatanya sepakat dengan sikap Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang mengkritik Presiden Joko Widodo melalui meme yang diunggah di media sosial.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene, Provinsi Sulawesi Barat, Saharuddin mengaku menyayangkan sikap BEM UI karena terkesan mengolok-olok seorang presiden.

Menurut Saharuddin, presiden adalah simbol negara. Ibaratnya dalam organisasi, ketua organisasi adalah simbol yang sangat dihormati. Penyampaian kritik pun harus tetap mengedepankan etika kesantunan.

“Seperti kita di wilayah timur Indonesia, ada yang namanya 'sipakalebbi' dan 'sipakatau', rasa saling menghormati dan menghargai. Kritik tidak dilarang, tapi tetap kedepankan norma etika dan sikap intelektual sebagai kaum terdidik," jelasnya dalam keterangan tertulis, Minggu (4/7).

Sebagai negara berasas demokrasi, berekspresi di muka umum adalah hal yang sah-sah saja. Akan tetapi, Saharuddin mengingatkan agar kritik tidak boleh kelewatan batas.

“Jelas beda antara menyampaikan aspirasi atau pendapat dengan menghina. Kita sebagai kaum intelektual harus berhati-hati dalam bersikap," tegasnya.

Di sisi lain, kondisi pandemi yang semakin darurat seperti saat ini harusnya menjadi momentum pemerintah dan masyarakat sipil bersatu melakukan percepatan penanganan Covid-19.

“Sebagai insan yang mengamalkan tri dharma perguruan tinggi, seharusnya ikut terlibat membantu pemerintah melakukan percepatan penanganan Covid-19, bukannya membuat pernyataan menghina dan mendiskreditkan presiden," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA