Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Fahira Idris: Kombinasikan Manajemen Krisis Dan Risiko Saat Terapkan PPKM Darurat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Selasa, 06 Juli 2021, 05:21 WIB
Fahira Idris: Kombinasikan Manajemen Krisis Dan Risiko Saat Terapkan PPKM Darurat
Anggota DPD RI, Fahira Idris/Net
rmol news logo Kebijakan PPKM Darurat yang dipilih Pemerintah untuk mengerem laju lonjakan kasus positif Covid-19 harus mampu memprediksi berbagai potensi persoalan yang akan terjadi terutama di sektor kesehatan.

Prediksi yang didasarkan atas analisa data dan pendekatan sains menjadi rujukan utama untuk pemetaan masalah yang akan terjadi untuk kemudian menjadi dasar penyusunan formulasi strategi dan solusi.

Anggota DPD RI Fahira Idris mendukung langkah Pemerintah menerapkan PPKM Darurat di Jawa Bali yang berlangsung 3 hingga 20 Juli 2021.

Menurutnya, terlepas dari beragam istilah yang dipakai Pemerintah sejak awal pandemi, inti dari semua kebijakan pembatasan adalah manajemen risiko dan manajemen krisis.

Tujuannya, agar implementasi kebijakan efektif, fokus dan mampu meminimalisir berbagai masalah dan dampak dari masalah pandemi.

Senator asal DKI Jakarta ini berpandangan, saat aspek manajemen krisis dan manajemen risiko terpenuhi maka PPKM Darurat ini bisa menjadi kebijakan yang efektif mengendalikan lonjakan kasus.

Selain itu, juga akan efektif meminimalisir potensi ancaman ats pandemi yang belum menunjukkan tren penurunan kasus.

"Memformulasikan manajemen risiko dan manajemen krisis setidaknya membuat kita bisa terhindar dari situasi yang memberatkan PPKM Darurat misalnya rumah sakit yang over kapasitas, nakes yang kelelahan, kelangkaan oksigen dan potensi ancaman lainnya,” ujar Fahira Idris di Jakarta (5/7).

Fahira mengungkapkan, kombinasi manajemen krisis dan manajemen risiko PPKM Darurat akan memudahkan kerja-kerja pengendalian pandemi dan dampaknya tidak hanya dari sektor kesehatan tetapi juga sektor-sektor lain.

Dijelaskan Fahira, manajemen krisis yang memformulasikan penanganan potensi ancaman sebelum, selama, dan setelah PPKM Darurat akan semakin komprehensif jika dikombinasikan dengan manajemen risiko.

Dengan demikian, akan dapat memberikan penilaian potensi ancaman dan menemukan cara terbaik untuk menghindari ancaman tersebut.

“Makanya kemampuan mumpuni dalam mengidentifikasi, menilai, memahami, dan mengatasi situasi serius seperti yang terjadi saat ini sangat dibutuhkan para pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan PPKM Darurat," urai Fahira.

Putri Fahmi Idris ini kemudian membuat perumpamaan bahwa formulasi manajemen krisis dan manajemen risiko selama PPKM Darurat seperti layaknya sprinkler di dalam gedung yang akan memancarkan air secara otomatis jika terjadi pemanasan pada suhu tertentu di sebuah gedung.

Ditambahkan Fahira, dalam sebuah gedung, sprinkler berfungsi mencegah terjadinya kebakaran besar.

"Artinya setiap ada potensi masalah selama PPKM Darurat ini, para pengambil kebijakan sudah mengetahui apa yang harus dilakukan sehingga masalah tersebut tidak bertambah besar dan bisa langsung diselesaikan,” pungkas Fahira. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA