Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kritik BEM Unnes Bentuk Akumulasi Kekecewaan Mahasiswa Pada Elite Penguasa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Kamis, 08 Juli 2021, 10:07 WIB
Kritik BEM Unnes Bentuk Akumulasi Kekecewaan Mahasiswa Pada Elite Penguasa
Meme yang diunggah BEM Unnes/Net
rmol news logo Gelar yang diberikan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (BEM KM Unnes) kepada tiga tokoh Indonesia merupakan bentuk akumulasi kekecewaan mahasiswa kepada elit penguasa.

Begitu analisa yang disampaikan analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun menanggapi gelar yang diberikan BEM KM Unnes kepada Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Maruf Amin, dan Ketua DPR RI Puan Maharani.

"Apa yang dilakukan BEM KM Unnes itu kritik simbolik dari akumulasi kekecewaan mahasiswa pada elit penguasa, baik terhadap Presiden, Wakil Presiden maupun Ketua DPR RI," ujar Ubedilah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (8/7).

BEM KM Unnes sendiri, kata Ubedilah, sebelumnya mendukung kritik dan meme yang dilakukan oleh BEM Universitas Indonesia (UI) dengan julukan "King Of Lip Service" kepada Jokowi.

Kemudian, BEM KM UNNES membuat kritik simbolik dengan menyebut Wapres Maruf Amin sebagai "The King of Silent" dan menyebut Puan Maharani sebagai "The Queen of Ghosting".

"Nampaknya hal itu dilakukan BEM UNNES karena menilai Maruf Amin cenderung diam dan tidak ambil peran penting atas wewenangnya sebagai wapres dalam situasi rakyat sedang menghadapi penderitaan akibat Covid-19 dan krisis ekonomi," kata Ubedilah.

Sementara terhadap Puan kata Ubedilah, karena Puan dianggap meninggalkan rakyat dalam setiap mengambil keputusan membuat UU.

"DPR lebih terlihat sebagai stempel pemerintah dan meninggalkan aspirasi rakyat banyak. Fungsi pengawasan terhadap eksekutif juga tidak dijalankan. Hal itu terlihat dari penetapan UU yang banyak ditolak rakyat banyak, mahasiswa, buruh, cendekiawan dan lain-lain," pungkas Ubedilah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA