Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Gde Siriana Yusuf, kembali menerima informasi tentang warga di DKI Jakarta yang menjalani isolasi mandiri harus meninggal dunia karena belum mendpata perawatan maksimal dari rumah sakit.
"Terkahir saya baca ada 23 orang (di wilayah DKI Jakarta) yang meninggal saat Isoman," ujar Gde Siriana kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (10/7).
Melihat kondisi seperti ini, Gde Siriana mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap tidak panik dan harus mengimplementasikan budaya gotong royong di lingkungannya masing-masing.
"Masyarakat harus saling bantu. Tidak bisa tidak jika tak ingin korban berjatuhan," imbuhnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) ini menyarankan kepada masyarakat di tingkat Rukun Tetangga (RT) untuk membentuk tim relawan.
"Tugasnya memonitor warga yang isoman, serta memobilisasi bantuan yang diperlukan seperti oksigen, masker, makanan, obat, vitamin, APD dan lain-lain," paparnya.
Di samping itu, masyarakat yang belum terpapar, diharapkan Gde Siriana, bisa membentuk kekebalan tubuhnya (imunitas) masing-masing dangan memenuhi makanan yang bergizi.
Upaya gotong royong untuk meningkatkan imunitas, menurut Gde Siriana, harus dengan bergotong royong. Sehingga, masyarakat tidak mengandalkan dan menunggu-nunggu bantua dari pemerintah.
"Jika tidak ada bantuan makanan dari pemerintah maka warga harus saling bantu. Kalau bisa tim relawannya warga lokal. Jadi tidak ada mobilitas tinggi keluar masuk RT lain," tandasnya.
Informasi mengenai 23 warga DKI Jakarta yang meninggal sewaktu Isoman disampaikan Suku DInas Perhubungan Jakarta Timur.
Puluhan jenazah pasien Covid-19 itu dievakuasi oleh petugas menggunakan ambulance pada Sabtu siang (10/7).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: