Penolakan tidak hanya disampaikan oleh epidemiolog atau ahli kesehatan, tetapi juga oleh publik figur alias artis.
Salah seorang artis yang menyampaikan penolakannya secara terbuka ialah Darius Sinathrya.
Melalui akun Twitternya, Darius menyampaikan keberatannya kepada Presiden Joko Widodo dengan mention akun Twitter @jokowi.
"Pak @jokowi mohon dipertimbangkan ulang program vaksin berbayar untuk rakyat. Dasar alasan apapun enggak masuk pak," kicau Darius Senin (12/7).
Tak cuma itu, Darius menilai alasan pemerintah membuat opsi vaksin berbayar, yang disebut oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, sebagai langkah percepatan dan perluasan cakupan vaksinasi, tidak masuk akal.
"Kalaupun mau disalurkan lebih luas, agar vaksinasi lebih cepat, seharusnya tetap gratis, atas nama kesehatan dan kemanusiaan rakyat Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, epidemiolog asal Universitas Indonesia, Pandu Riono, menyampaikan penolakannya kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin dan juga Presiden Joko Widodo,
Menurutnya, opsi vaksin berbayar atau disebut sebagai program Vaksin Gotong Royong Individu, bertolak belakang dengan komitmen awal pemerintah. Sehingga ia meminta hal itu dihapuskan.
"Opsi tersebut tidak perlu ada. Saya percaya hati nurani pak @BudiGSadikin untuk punya keberanian untuk menghapus konsep vaksin berbayar karena tidak sesuai konstitusi dan UU Karantina," kicau Pandu sesaat lalu.
"Juga pak @jokowi agar menepati janji bahwa vaksin harus gratis," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: