Begitu kata tokoh Konghucu, Js. Kristan di acara sarasehan bertajuk "Membangun Persepsi Positif Terhadap Yang Berbeda Agam: Urgensi dan Tantangan Dalam Pembinaan Umat" yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Institut Leimena secara virtual pada Rabu (14/7).
Menurut Kristan, saat ini terjadi persoalan masyarakat Indonesia dengan gampang terjebak dengan narasi-narasi yang dikembangkan oleh para influencer di media sosial, apalagi kerap kali memakai simbol-simbol agama.
"Satu-satunya yang paling efektif hari ini, kita sebagai organisasi terus mengkampanyekan anti-
hate speech," ujar Kristan seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (14/7).
Masyarakat pun, kata Kristan, harus betul-betul melakukan kroscek dengan baik terhadap informasi yang bertebaran di media sosial.
"Karena jebakan-jebakan Batman yang hari ini terus dikembangkan para produsen
hoax itu betul-betul membahayakan. Ya kita harus tampil dan bertarung melawan orang-orang yang ingin selalu mengembangkan potensi konflik," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.