Untuk itu anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf, mengimbau panitia Idul Adha untuk menegakan protokol kesehatan secara ketat saat pelaksanaan pemotongan hewan kurban.
Bukhori mengatakan, pelaksanaan pemotongan dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat tidak akan menghalangi ketentuan pemotongan yang sesuai dengan syariat. Sebab itu, anggota Komisi Agama DPR ini meminta agar setiap panitia pemotongan hewan bisa mentaati imbauan dari pemerintah setempat soal penegakan protokol kesehatan.
“Pada perayaan Idul Adha tahun lalu, kita memang tidak mendapati kabar adanya klaster kurban. Kendati begitu, dengan adanya varian baru Covid dan peningkatan kasus yang terjadi secara tajam belakangan ini menyebabkan perayaan Idul Adha pada tahun ini menjadi sangat riskan. Sebab itu, penegakan prokes yang tegas dan konsisten adalah kunci untuk mencegah kemungkinan terburuk,” jelasnya, Sabtu (17/7).
Politikus asal dapil Jateng 1 ini pun mendorong agar setiap lokasi pemotongan hewan dilengkapi dengan stok masker, tempat cuci tangan, dan alat pengecek suhu tubuh bagi panitia yang akan mengakses lokasi pemotongan.
Selain itu, Bukhori juga mengimbau agar tempat pelaksanaan pemotongan dipastikan memiliki ruang yang memadai untuk menjaga jarak antarpanitia.
“Satgas Covid-19 di tingkat kelurahan hingga RT perlu melakukan pemantauan dan pengawasan secara proaktif di setiap lokasi pemotongan. Kedepankan langkah yang humanis jika terjadi pelanggaran supaya tidak terjadi gesekan sosial dan berisiko mengusik suasana hari raya suci Idul Adha,” imbuh politikus PKS ini.
Di samping menyoroti proses pemotongan hewan, Bukhori juga mengimbau supaya proses pendistribusian daging kurban tidak menimbulkan kerumunan.
“Alangkah baiknya bila penyaluran daging kurban dilakukan secara
door to door. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan massa saat proses pembagian,” pungkasnya.
BERITA TERKAIT: