Pasalnya ia melihat, testing yang dilaksanakan sekarang ini masih kebanyakan menggunkan metode Antigen, padahal hal itu berpengaruh pada tingkat
positivity rate.
"Memang (tes) Antigen ini jangan terlalu banyak. Sebab tingkat
positivity rate-na menjadi sangat rendah," ujar Maruf dalam keterangan tertulis yang diposting laman wapresri.go.id, Kamis (22/7).
Sebagai contoh, Maruf menyebutkan tingkat
positivity rate di Jawa Timur yang masih cukup tinggi, yaitu mencapai 39,24 persen. Angka tersebut menurutnya jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sebesar 5 persen.
Karena itu, mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini meminta koordinasi pemerintah daerah diperkuat, mengingat ada masalah lainya yang juga harus terus disampaikan kepada pemerintah pusat.
Salah satunya adalah mengenai tingkat keterisian tempat tidur atau
bed occupancy rate (BOR), yang mesti harus disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
"Langsung kalau ada masalah bisa berkoordinasi dengan Pak Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin), Satgas, Menteri Dalam Negeri," demikian Maruf Amin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: