Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonom Indef: Tumpukan Utang Melemahkan Rupiah Jauh Sebelum Pandemi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Jumat, 23 Juli 2021, 23:21 WIB
Ekonom Indef: Tumpukan Utang Melemahkan Rupiah Jauh Sebelum Pandemi
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara/Repro
rmol news logo Hantaman pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun 2020 tak bisa menjadi dalih lemahnya nilai tukar rupiah. Sebab jauh sebelum pandemi, kondisi rupiah sudah terjerembab jauh.

Begitu disampaikan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara saat menjadi narasumber dalam webinar yang diselenggarakan PB HMI bertajuk "Hutang Luar Negeri Membelit, Sanggupkah Indonesia Membayarnya?", Jumat (23/7).

"Setiap tahunnya kita mengalami tekanan rupiah. Rupiah dulu Rp 13 ribu-Rp 14 ribu karena pandemi? Belum tentu, karena masalah utang juga (menjadi penyebab lemahnya rupiah," kata Bhima.

Menurut Bhima, lemahnya nilai tukar rupiah disebabkan oleh tingginya utang pemerintah yang terjadi jauh sebelum pandemi. Setiap kali pembayaran bunga utang pemerintah, maka secara otomatis terjadi pelemahan terhadap rupiah itu sendiri.

"Karena masalah utang, itu melemahkan rupiah setiap kali melakukan pembayaran bunga utangnya," tuturnya.

Faktor lain yang tidak kalah penting kenapa Indonesia terus-terusan berutang antara lain karena penerimaan pajaknya buruk. Padahal, sejak diberlakukannya tax amnesty pada 2016 silam, seharusnya penerimaan pajak meningkat. Namun, yang terjadi justru berbanding terbalik.

"Kenapa kita berutang, karena penerimaan pajak kita jelek," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA