Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

LBP: Jangan Sampai 3T Gagal karena Lab PCR-nya Tidak Cukup!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 28 Juli 2021, 21:52 WIB
LBP: Jangan Sampai 3T Gagal karena Lab PCR-nya Tidak Cukup<i>!</i>
Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrakat (PPKM) Jawa-Bali yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP)/Net
rmol news logo Upaya 3T (testing, traccing dan treatment), yang diperkuat dalam penanganan pandemi Covid-19 diwanti-wanti Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrakat (PPKM) Jawa-Bali, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP).

Luhut mengatakan, upaya 3T merupakan salah satu kunci dalam penanganan Covid-19, sehingga harus dipastikan pelaksanaannya di lapangan.

Namun secara khusus, Luhut menekankan persoalan testing dan tracing yang harus didukung dengan keberadaan laboratorium untuk tes PCR yang tidak hanya ada pada ibukota provinsi saja, namun juga terdapat di tingkat kabupaten/kota.

"Pak Dante (Wamenkes) coba dicek dulu untuk lab PCR ini  supaya jangan sampai 3T ini gagal hanya karena lab PCR-nya tidak cukup," ucap Luhut, dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Vaksinasi bersama Menteri Kesehatan dan epidemolog dari sejumlah universitas di Indonesia via daring, Rabu petang (28/7).

Luhut meminta agar testing dan tracing dilakukan hingga minimal ke lima orang yang memiliki kontak erat dengan penderita Covid-19.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini, dengan adanya Lab PCR pada level kabupaten/kota identifikasi kasus Covid-19 bisa melengkapi pendataan kebutuhan rumah sakit di daerah.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi mengenai pelaksanaan testing di puskesmas, yang ujungnya nanti akan ada upaya membuka laboratorium tes PCR di tingkat kabupaten/kota.

"Karena PCR di puskesmas itu banyak juga memberikan pelayanan kepada yang terkonfirmasi. Sementara untuk pembukaan lab PCR untuk kabupaten/kota akan coba kita lakukan untuk wilayah Jawa-Bali dahulu," jelas Dante.

Terkait dengan pelaksanaan testing, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, mayoritas kasus kematian terjadi pada pasien yang belum vaksin dan umumnya masih di IGD dengan saturasi yang rendah.

"Pasien datang dengan saturasi rendah, kemudian meninggal. Itu sudah dipastikan datangnya telat. Makanya pak Menko kita akan ajarin untuk mengenali saturasi ini, jadi kita bisa menghindari kematian akibat telat dibawa ke rumah sakit," ucap Budi.

Pada kesempatan itu juga, dia mengingatkan kepada Luhut bahwa angka positif Covid-19 kemungkinan akan naik setelah upaya 3T digalakkan. Namun demikian, Budi menyatakan bahwa hal tersebut justru akan mempermudah proses penanganan pasien sejak dini dan mengurangi potensi penularan virus.

Menanggapi hal ini, Luhut mengungkapkan bahwa pemerintah dan semua pihak terkait akan bekerja mati-matian menurunkan angka kematian. Dirinya juga mengarahkan peserta rapat untuk melihat keadaan di lingkungan masing-masing terkait pelaksanaan testing, tracing, dan treatment.

Selain itu, dia juga meminta Kemenkes bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk mengejar target vaksinasi sampai dengan dua juta dosis per hari.

"Dua juta ini bisa mulai dilakukan pada minggu pertama Agustus ya, kalau ada vaksinnya cukup saya harap bisa sampai 200 juta sampai dengan Desember 2021,” tegas Menko Luhut menutup. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA