Tragisnya, kejadian bencana tidak hanya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, namun juga berdampak pada lembaga usaha.
"Bencana secara nyata telah mengganggu keberlangsungan bisnis lembaga usaha," kata Plt Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Harmensyah dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/7).
Bencana yang terjadi di Indonesia sudah banyak menyebabkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hancur dan sulit untuk kembali pulih. Oleh karenanya, Harmensyah menilai perlu adanya manajemen ketahanan bisnis.
"Ketahanan bisnis atau
business continuity management (BCM) menjadi sangat penting agar lembaga usaha dapat segera pulih usai terjadinya bencana," lanjut Harmensyah.
Berdasarkan hasil survei cepat Asian Development Bank (ADB) menunjukkan, 48,6 persen UMKM Indonesia tutup akibat Covid-19. Di sisi lain, pandemi seperti saat ini memerlukan pembaharuan strategi serta perubahan
mindset agar lembaga usaha dapat bertahan.
"Konsep ketangguhan lembaga usaha meliputi bagaimana lembaga usaha melakukan kesiapsiagaan bencana, bertahan saat terjadi bencana, serta pulih dengan cepat atau punya daya lenting setelah terjadinya bencana," lanjut Plt. Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Pangarso Suryotomo.
Ia mencontohkan, dalam masa pandem, konsumen lebih peduli terhadap kebersihan dan kesehatan, serta mengurangi mobilitas dengan tetap di rumah.
"Melihat kecenderungan ini, maka digitalisasi proses bisnis menjadi salah satu strategi yang harus dilakukan UMKM," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: