Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Saleh Daulay: Penipuan dan Bisnis Plasma Konvalesen Adalah Perbuatan Tercela

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Jumat, 30 Juli 2021, 14:28 WIB
Saleh Daulay: Penipuan dan Bisnis Plasma Konvalesen Adalah Perbuatan Tercela
Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay/Net
rmol news logo Komisi IX DPR RI menyesalkan adanya laporan penipuan hingga bisnis donor plasma darah konvalesen atau metode terapi pengobatan Covid-19 melalui donor darah dari penyintas ke penderita.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Ini tentu sangat mengecewakan dan ini adalah perbuatan yang tercela," ujar anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (30/7).

Saleh mengimbau kepada masyarakat yang keluarganya membutuhkan plasma konvalesen untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi adanya donor.

"Jadi masyarakat diminta untuk berhati-hati dalam menerima informasi terkait dengan berbagai hal dalam konteks penanganan Covid-19 di Indonesia, salah satu diantaranya berhati-hati dalam menerima informasi terkait dengan donor konvalesen," jelasnya.

Bagi Ketua Fraksi PAN ini, munculnya laporan penipuan dan bisnis plasma konvalesen harus menjadi pelajaran penting untuk penanganan pandemi Covid-19 ke depannya.

"Apalagi sudah ada kejadian di mana ada orang yang menawarkan diri menjadi donor lalu minta sejumlah uang tetapi pada saat jam yang ditentukan, yang bersangkutan tidak hadir," pungkasnya.

Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Timur (Jatim), Edi Purwinarto menyebut ada pihak yang menjadikan metode donor konvalesen ini sebagai ajang bisnis hingga penipuan.

Kabar tersebut, ia ketahui saat menerima pesan WhatsApp berisi brosur penawaran plasma konvalesen dengan mencantumkan harga. Tarif yang dipatok pun terbilang sangat fantastis.

"Saya juga membaca ada tawaran Rp 20 juta per kantong PK (plasma konvalesen), ditawari brosur," ujarnya.

Sementara soal penipuan, ia mengetahui hal itu melalui cerita korban di media sosial yang mengeluh ditipu pelaku. Ia sudah membayar, namun ternyata pendonor tak datang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA