Stok vaksin melimpah yang belum didistribusikan kepada masyarakat ini sempat dikritisi Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf. Ia meminta agar ketersediaan stok vaksin sebanyak 12 juta dosis diaudit.
“12 juta dosis vaksin itu bukan uang sedikit. Jika pakai harga Sinovac, itu nilainya sekitar Rp 2,5 triliun,†tuturnya saat berbincang dengan
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (29/7).
Kritikan Gde Siriana ini lantas dipersoalkan Arya Sinulingga. Secara khusus, Arya mempersoalkan penggunaan kata "terbuang" terhadap stok vaksin yang ada. Menurutnya, yang tepat bukan terbuang, melainkan belum terpakai.
Gde lantas angkat bicara. Ia menjelaskan, penggunaan kata "terbuang" dalam artikenya yang dimuat
Kantor Berita Politik RMOL merujuk pada pemberitaan
CNNIndonesia pada Kamis dini hari (29/7). Saat itu, media tersebut menggunakan diksi "terbuang" dalam judulnya, yang pada akhirnya diubah redaksi.
Atas hal itu, Gde Siriana lantas memberi klarifikasi atas pernyataannya yang berisi permintaan audit terhadap 12 juta vaksin.
"Berita
RMOL sudah naik lebih dulu Kamis pukul 7.47 WIB, sedangkan perubahan judul di
CNN dilakukan Kamis pukul 8.25 WIB. Artinya ada waktu 38 menit setelah berita
RMOL naik dengan revisi judul
CNN. Padahal berita itu pertama kali dinaikkan
CNN Kamis dini hari," kata Gde Siriana kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (31/7).
Baca:
Gde Siriana: 12 Juta Dosis Vaksin Terbuang Harus Diaudit, Itu Setara Rp 2,5 TKeputusannya untuk mengutip pemberitaan
CNNIndonesia, kata dia, karena percaya media daring Indonesia itu memiliki reputasi baik dan diyakini tidak melakukan pemberitaan menyesatkan.
"Respons Arya Sinulingga terkait pernyataan saya, perlunya audit atas 12 juta dosis vaksin itu, seharusnya tidak perlu membuat BUMN gerah," lanjut Gde Siriana.
Perubahan istilah dari "terbuang" menjadi "tidak terpakai" pun menurutnya tidak menggugurkan desakan untuk dilakukan audit terhadap stok 12 juta vaksin yang belum terpakai.
"Karena harus diketahui, bagaimana bisa 12 juta vaksin belum terpakai sedangkan Presiden Jokowi inging vaksinasi digenjot. Di sisi lain, banyak daerah-daerah yang mengeluh kekurangan vaksin," urai deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) ini.
Stok vaksin Covid-19 di Indonesia hingga saat ini dipastikan masih aman. Arya Sinulingga memastikan, ketersediaan stok vaksin yang ada di pemerintah akan digunakan dalam percepatan vaksinasi.
"Stok vaksin Covid-19 di Indonesia cukup untuk digunakan dalam beberapa waktu ke depan. Jadi jika ada pemberitaan yang menyebutkan stok vaksin dibuang, itu tidak benar, melainkan akan digunakan untuk percepatan vaksinasi,†jelas Arya Sinulingga beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini, Indonesia telah mengamankan 174,6 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk dan jadi. Pada bulan Agustus 2021, Rencananya pemerintah akan mendatangkan 45 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac, AstraZeneca, Moderna dan Pfizer.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: