Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Wapres Maruf Amin: Cinta Tanah Air Bagian dari Iman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 02 Agustus 2021, 01:18 WIB
Wapres Maruf Amin: Cinta Tanah Air Bagian dari Iman
Wakil Presiden RI, Maruf Amin/Ist
rmol news logo Seluruh elemen bangsa diminta untuk menanamkan prinsip hubbul wathon minal iman atau cinta tanah air sebagai bagian dari iman. Dengan menanamkan prinsip ini, maka Indonesia dapat melalui segala tantangan di depan mata.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Demikian disampaikan Wakil Presiden RI Maruf Amin dalam acara Zikir dan Doa Kebangsaan 76 Tahun Indonesia Merdeka yang digelar secara virtual, Minggu (1/8).

"Andaikata kita sekarang mampu menumbuhkan semangat hubbul wathon minal iman ini, insyaAllah apapun tantangan yang kita hadapi pasti akan kita atasi bersama," ucap Wapres Maruf Amin.

Menurut Maruf, inilah prinsip yang mendorong salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari saat itu mengeluarkan fatwa jihad melawan penjajah pada masa revolusi kemerdekaan.

Di mana pada saat itu kondisi Indonesia baru dua bulan merdeka, masih dalam situasi yang kritis karena kekuatan nasional belum terkonsolidasi.

Fatwa jihad itu kemudian dilanjutkan PBNU dengan mengeluarkan resolusi jihad. Hal tersebut kemudian menggerakkan masyarakat, khususnya di Surabaya untuk bertempur mati-matian melawan penjajah.

"Inilah yang kemudian terjadi pertempuran 10 November (1945) dan berhasil mengusir penjajah. Indonesia yang baru lahir, bulan itu dapat terselamatkan. Itulah semangat hubbul wathon minal iman. Cinta tanah air sebagian daripada iman," tegas mantan Rais Aam PB Nahdlatul Ulama ini.

Ditambahkan Ma'ruf, para pejuang kemerdekaan dan pendahulu juga memiliki prinsip tersebut. Membuat para pejuang bersatu mampu padu berjuang agar Indonesia keluar dari masa penjajahan.

"Cinta tanah air inilah yang mendorong para pejuang kita berjuang mati-matian, bersatu-padu, bahu-membahu, saling menopang satu sama lain, tidak takut mati, dan tidak perduli siapa yang menjadi pemimpin perjuangan pada waktu itu," papar mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut.

"Yang penting bagi mereka waktu itu adalah satu hal, Indonesia merdeka," pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA