Meski di tengah pandemi Covid-19, para politisi tetap menebar baliho bernuansa Pilpres 2024. Bahkan kian hari kian menjamur karena turut diikuti politisi lain.
"Baliho dipandang sebagai wabah. Pertama, karena ini ada kecenderungan gejala yang menular, bukan hanya dari satu ke lain tokoh, tapi juga dari satu kota ke lain kota," kata analis politik dari Exposit Strategic, Arif Susanto dalam webinar Gerakan Indonesia Adil dan Demokratis (GIAD) bertajuk 'Wabah Baliho Capres Di Tengah Pandemi', Senin (2/8).
Meski begitu, Arif menyebut gejala pemasangan baliho menjelang momentum politik sebetulnya sudah terjadi sejak lama. Paling tidak, pada tahun 2019 Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri pernah mendorong para politisi untuk memasang hal serupa.
"Dan sekarang terjadi kembali. Sebenarnya ini bukan gejala baru, ini gejala lama dan menular," demikian Arif
Belakangan, di sejumlah daerah sudah mulai bertebaran baliho elite politik yang disinyalir akan bertarung di Pilpres 2024. Salah satunya Ketua DPP PDIP, Puan Maharani yang semnpat mengalami tindakan vandalisme di Jawa Timur.
Selain Arif, narasumber lain dalam webinar tersebut yakni Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia , Ray Rangkuti; aktivis JPPR, Alwa Ola Riantobi; analis politik dari DEEP, Yusfitriadi; aktifis KIPP, Kaka Suminta; dan dimoderatori oleh Direktur Formappi, Lucius Karus.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: