Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Berpotensi Gagal Fokus, Rencana ASDP Bangun Kawasan Wisata dari Dana IPO Harus Dibatalkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Rabu, 04 Agustus 2021, 01:20 WIB
Berpotensi Gagal Fokus, Rencana ASDP Bangun Kawasan Wisata dari Dana IPO Harus Dibatalkan
Pemerhati industri transportasi logistik nasional, Bambang Haryo Soekartono/Net
rmol news logo Rencana PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membangun kawasan wisata terpadu dari dana hasil penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) berbuah kritik.

Pemerhati industri transportasi logistik nasional, Bambang Haryo Soekartono, khawatir rencana itu membuat ASDP melenceng dari tugas dan bisnis utamanya sebagai BUMN transportasi penyeberangan.

“Membangun kawasan wisata dan proyek lain di luar core business akan membuat ASDP tidak fokus dan tidak serius menjalankan tugasnya melayani angkutan penyeberangan," ujar Bambang Haryo kepada wartawan, Selasa (3/8).

Sebelum melenceng jauh, kata dia, Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta DPR RI perlu segera mengevaluasi rencana dan kinerja ASDP.

Menurut mantan anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra ini, ASDP tidak patut menggunakan dana IPO untuk kepentingan atau bisnis lain yang tidak terkait langsung dengan tugas pokok dan core business.

“Kinerja ASDP di penyeberangan saja belum maksimal, kok mau berbisnis yang lain? Hampir semua lintasan komersial yang dikelola ASDP masih kekurangan dermaga, bahkan kapasitasnya kurang dari 50 persen. Harusnya fokus bangun dermaga dulu,” tegasnya.

Dikatakan Bambang, sebagian besar dermaga ASDP saat ini, dalam kondisi memprihatinkan. Misalnya fender hilang, dophine tidak lengkap, dan banyak fasilitas rusak yang membahayakan keselamatan penyeberangan.

Kekurangan dermaga yang sangat signifikan itu menimbulkan inefisiensi transportasi karena banyak kapal yang tidak bisa beroperasi. Namun biayanya harus ditanggung oleh operator kapal dan konsumen.

Dia menambahkan, dana IPO tidak patut dipakai untuk bisnis lain. Sebab investasi ASDP sebagian besar merupakan dana hibah yang berasal dari APBN dan Penyertaan Modal Negara (PMN), baik untuk membangun dermaga dan kapal maupun subsidi keperintisan.

Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur ini juga khawatir pembangunan kawasan wisata terpadu tersebut akan menimbulkan konflik kepentingan. Lantaran bisa memperlambat arus transportasi penyeberangan demi memajukan bisnis barunya itu.

"Jadi, rencana tersebut harus dibatalkan karena tidak mendukung kecepatan transportasi orang dan logistik,” tandasnya.

ASDP berencana IPO pada kuartal pertama 2022, dan menargetkan untuk menyedot pendanaan hingga Rp 3,25 triliun.

Dana itu akan dipakai untuk mengembangkan bisnis. Salah satunya membangun kawasan wisata terpadu Bakauheni Harbour City. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA