Ketua Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (PGK), Bursah Zarnubi lantas mengingatkan pengalaman di era pemerintahan Soeharto saat orde baru. Saat itu, angka statistik pertumbuhan ekonomi bisa diatur penguasa.
"Kita sudah banyak belajar tentang angka-angka statistik sejak zaman orde baru, di mana Soeharto kuat karena angka-angka pertumbuhan ekonomi tetapi ternyata keropos. Alhasil, tahun 1998 Soeharto tumbang," ujar Bursah Zarnubi dalam webinar yang digelar Narasi Institute, Jumat (6/8).
Bursah mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan kedua 2021 masih meragukan karena fakta di lapangan, ratusan pengusaha, seperti perhotelan dan restoran gulung tikar.
Selain itu, ia juga melihat penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah masih amburadul. Iplementasi
public policy penanganan pandemi pun belum memenuhi harapan masyarakat.
"Berbagai peraturan tidak diimplementasikan dengan efektif. Banyak menyalahi UU 6/2018 Karantina Kesehatan dan Kepres 11/2020, terutama soal
lockdown dan bantuan sosial rakyat, semua semrawut," tandas Bursah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: