Begitu ditegaskan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam pidato kebangsaan dalam rangka perayaan 50 tahun CSIS Indonesia secara virtual, Selasa (10/8).
Airlangga mengatakan, vaksin virus corona baru (Covid-19) saat ini menjadi komoditas persaingan dagang antara barat dan timur. Yakni, vaksin yang dijadikan persyaratan mobilitas dengan menggunakan vaksin produsen tertentu.
"Dunia saat ini dihadapkan pada persaingan barat dan timur yang baru sesudah perang dagang, kini berlanjut kepada geo vaksin politik," ujar Airlangga.
"Terutama untuk persyaratan mobilitas atau perjalanan. Amerika dan sekutunya mengenyampingkan apa yang diatur WHO ataupun WTO dengan sekutunya, demikian pula untuk timur itu China melakukan revaliasi dengan persyaratan menggunakan vaksin dari China," imbuhnya menerangkan.
Untuk itu, kata Menko Perekonomian ini, Indonesia perlu segera merespons dengan cepat khususnya untuk memenuhi kebutuhan vaksin nasional dengan produksi vaksin mandiri.
"Maka Indonesia perlu merespons dengan cepat, dengan mendorong pembuatan vaksin mandiri," kata Airlangga.
Lanjutnya, Presiden Joko Widodo pun telah mengamanatkan untuk merespon cepat penanganan Covid-19. Telah digenjot terus target 2,5 juta per hari penyuntikan vaksin di bulan Agustus.
Serta, pemerintah juga mendorong program pencegahan Covid-19 dengan program memakai masker di setiap desa, kelurahan, dan kecamatan. Termasuk juga, penanganan kesehatan dengan penyediaan obat, fasilitas kesehatan, dan perhatian terhadap tenaga erkaj.
"Tidak ada negara yang memiliki pengalaman dalam pengendalian Covid-19 ini apalagi saat ini muncul berbagai varian Delta yang penularannya sangat cepat. Bapak presiden mengamanatkan untuk respons cepat," demikian Airlangga.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: