Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pedagang Pasar Dianggap Abai Prokes, APPSI: Mendag Lutfi Tak Paham Kondisi Lapangan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 13 Agustus 2021, 02:25 WIB
Pedagang Pasar Dianggap Abai Prokes, APPSI: Mendag Lutfi Tak Paham Kondisi Lapangan
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ferry Juliantono/Net
rmol news logo Pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi, terkait kebijakan bagi pengunjung mall harus sudah divaksinasi dan bahkan melakukan tes antigen memicu kritikan keras dari masyarakat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ferry Juliantono, ucapan M Lutfi itu tidak pantas dikeluarkan oleh seorang pejabat publik sekelas Menteri.

Ucapan Mendag dinilai tidak sopan karena terkesan mendiskreditkan pedagang pasar.

"Ada dua kesalahan dari pernyataannya. Pertama dia mengatakan terkait hasil PCR/antigen untuk masuk mall itu sudah salah, itu memberatkan masyarakat, PCR kita kan mahal. Kedua, tidak sopan sama pedagang pasar, karena seolah-olah pasar itu adalah tempat yang tidak menerapkan protokol kesehatan," kata Ferry saat dihubungi, Kamis (12/8).

Padahal, lanut Ferry, para pedagang pasar merupakan penopang kebutuhan masyarakat saat pasar-pasar modern dan pusat perbelanjaan tidak dapat beroperasi. ‎

‎"Pasarlah yang menjadi tempat satu-satunya (yang masih buka) manakala mall tutup, hypermarket gulung tikar, dan lain sebagainya," ucapnya.‎

Ferry juga menepis jika ada yang menyatakan bahwa pasar-pasar di Indonesia tidak menerapkan protokol kesehatan (Prokes). Menurutnya, para pengelola maupun pedagang pasar telah berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan prokes.

"Kita tetap menjaga prokes, tapi kita cuma bisa pakai masker, jaga jarak, dan mungkin handsanitizer, selebihnya pemerintah yang seharusnya memfalitasi," tuturnya.

Dengan keterpurukan ekonomi akibat pandemi, tegas Ferry, pemerintah seharusnya lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Jangan sampai, pernyataan-pernyataan yang dikeluarkan malah membuat masyarakat antipati kepada pemerintah.‎

‎"Pernyataan Mendag ini karena ketidaktahuan situasi yang dialami oleh masyarakat yang sedang susah, lalu pemerintah ini tidak serius dalam mengurus pencegahan Covid-19," jelasnya.‎

‎"Itu pernyataan yang kurang empatik dan tidak sopan terhadap pasar dan pedagang pasar. Seolah-olah terkesan pasar ini tidak menerapkan prokes, padahal kita sudah mati-matian menerapkan, tapi memang kita punya keterbasan, karena pemerintah tidak memfasilitasi itu," lanjutnya.

Apalagi, kata Ferry, para pedagang pasar selama ini dinilai kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Menurutnya, selama pandemi Covid-19, tidak ada bantuan-bantuan dan kebijakan yang dapat meringankan beban para pedagang yang datang dari pemerintah.

"Pedagang pasar di Indonesia jumlahnya 12 juta, siapa yang dikasih? Saya menjadi saksi, pedagang pasar kurang mendapatkan perhatian pemerintah. Sudah tidak pernah membantu pedagang pasar, malah mengeluarkan pernyataan seolah-olah pasar itu tidak menerapkan prokes," katanya.

Bahkan, lanjut Ferry, surat terbuka yang berisi meminta keringanan untuk pedagang tak pernah digubris oleh pemerintah.‎

‎"Surat terbuka kita kepada Presiden, isinya kita minta agar bunga, denda, biaya sewa, dan retribusi lainnya yang dibebankan oleh pedagang pasar ini dihilangkan, tidak ada direspons," tandasnya.‎‎

Saat mengunjungi Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Selasa kemarin (10/8), Mendag M Lutfi menegaskan aturan harus sudah vaksinasi bagi seluruh pengunjung maupun karyawan pusat perbelanjaan.‎

Kata M Lutfi, kalau masyarakat enggan divaksin dan menjalani tes antigen/PCR pergi ke pasar tradisional saja. Jangan ke mall.

"Kalau enggak (mau), ya boleh ke pasar rakyat. Ke pasar rakyat enggak perlu antigen, enggak mesti PCR, enggak mesti vaksin, silakan masuk saja ke pasar rakyat. Kalau mau pakai AC mesti keluarkan uang untuk antigen. Jadi vaksinasi, PCR, dan Antigen," kata Lutfi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA