Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Loyalis Megawati Disemprot Luhut, Tanda Genderang Perang 2024 Nyata

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Jumat, 13 Agustus 2021, 13:42 WIB
Loyalis Megawati Disemprot Luhut, Tanda Genderang Perang 2024 Nyata
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri/Net
rmol news logo Semprotan Koordinator PPKM Pulau Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan kepada Gubernur Bali, I Wayan Koster semakin menguatkan bahwa PDI Perjuangan yang dinakhodai Megawati Soekarnoputri sedang menjadi sasaran.

Tujuannya, untuk melemahkan partai banteng moncong putih jelang Pemilu 2024.

Begitu kata pengamat politik dari Political and Public Policy Studies (P3S) Jerry Massie saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Jumat (13/8).

“Iya mulai kelihatan sasarannya kader PDIP. Kenapa yang lain-lain tidak disemprot,” ujarnya.

Jerry yakin Presiden Joko Widodo sebagai atasan Luhut tidak akan memberi teguran kepada sang menteri yang telah menyemprot loyalis Megawati Soekarnoputri tersebut.

Hal itu juga semakin menegaskan bahwa bibit-bibit pertarungan Pilpres 2024 mulai terlihat nyata di masyarakat.

Apalagi di hari ini publik juga tengah diramaikan dengan penurunan baliho Ketua DPP PDIP Puan Maharani secara masif oleh Satpol PP di Sukoharjo, Jawa Tengah, yang notabene adalah kandang banteng.

“Kelihatan genderang perang menuju 2024 makin nyata,” sambung Jerry.

Jerry Massie sendiri telah menyarankan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menyikapi dinamika yang terjadi di lingkaran pemerintah.

Megawati Soekarnoputri harus menarik kader-kadernya dari kabinet dan mendeklarasikan partai banteng moncong putih sebagai oposisi. Ini lantaran orang-orang PDIP tidak diberikan kewenangan dalam penanganan pandemi Covid-19. Tidak hanya itu, bahkan menteri dari PDIP dibuat tidak berdaya di kabinet.

“Seperti Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, dibuat tak berdaya atas sikap Luhut, khususnya TKA China yang masuk. Padahal ini masuk tidaknya mereka di tangan Keimigrasian, bukan Kementerian Luhut," ujarnya.

Baginya, PDIP saat ini sebatas menjadi pion di permainan catur. Sementara yang bertindak sebagai raja adalah partai lain yang berada di bawahnya.

Sementara itu, saat berkunjung ke lokasi isolasi terpusat di Buleleng, Bali Utara, Kamis siang (12/8), Luhut Binsar Pandjaitan menyemprot I Wayan Koster.

Laporan dari anak buahnya bahwa ada sejumlah puskesmas yang "bermain" dengan pasien Covid-19 jadi alasan kemarahan Luhut.

"Sama tadi itu puskesmas, puskesmas dinkesnya 'bermain' lho itu,” kata Luhut saat berbincang dengan Gubernur Koster didampingi Mendagri Tito Karnavian dan Menkes Budi Gunadi Sadikin.

"Saya enggak mau dengar, nyatanya enggak siap. Saya dapat laporan dari anak buah saya yang sudah datang kemari tiga hari, laporannya sama seperti ini,” imbuhnya.

Luhut meminta Pemda Bali memiliki sense of crisis terhadap masyarakatnya yang saat ini masih berjuang dengan pandemi Covid-19.

"Jadi kalau kita enggak kompak Pak, yang meninggal kan rakyat kita. Ayo. Bisa enggak?” tegasnya lagi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA