Salah satunya dari Sekretaris Fraksi PPP DPR RI, Achmad Baidowi. Meskipun dia melihat harga tersebut masih terbilang cukup mahal dibandingkan negara-negara lain.
“Instruksi tersebut patut kami apresiasi. Namun meskipun harganya turun 50 persen tapi masih tinggi dibandingkan negara-negara lain. Misalnya di Uzbekistan, harga PCR sekitar Rp 350 ribu itu pun yang 6 jam. Kalau yang 24 jam lebih murah,†tutur Baidowi lewat keterangan tertulisnya, Senin (16/8).
Anggota Komisi VI DPR RI ini menambahkan, untuk mempercepat hasil PCR, pemerintah wajib untuk memenuhi dan meningkatkan infrastruktur kesehatan. Pasalnya, tes PCR yang mahal tersebut lantaran fasilitasnya masih mengandalkan impor dengan biaya yang cukup tinggi.
"Sebab, tidak semua RS memiliki laboratorium pengujian sample. Contoh, saya PCR di salah satu RS BUMN di kabupaten, namun hasilnya masih menunggu 2-3 hari karena uji labnya dilakukan di kota. Ini masih di pulau Jawa, bagaimana kondisi di luar Jawa?†katanya.
Selain itu, ia juga meminta pemerintah mengedukasi masyarakat ihwal pentingnya tes PCR guna meningkatkan tracing Covid-19 agar penyebarannya bisa dikendalikan.
“Untuk mempercepat tracing perlu dilakukan edukasi bagi masyarakat pentingnya PCR. Karena sejauh ini masyarakat merasa takut kalau di-PCR, hal itu akibat minimnya edukasi. Maka dari itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat (harus lebih masif),†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: