Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jajaki Koalisi Pilpres 2024, Pertemuan PDIP dan Gerindra Mengarah Perjanjian Batutulis Jilid II

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Selasa, 24 Agustus 2021, 18:57 WIB
Jajaki Koalisi Pilpres 2024, Pertemuan PDIP dan Gerindra Mengarah Perjanjian Batutulis Jilid II
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani saat melakukan pertemuan politik/Net
rmol news logo Pertemanan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani dengan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dinilai sebagai sebuah upaya penjajakan politik menyambut kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, pertemuan kedua elite partai yang pernah berkoalisi mengusung Capres Cawapres (Megawati-Prabowo) di Pemilu 2009 silam itu dapat ditafsir sebagai mempererat hubungan Gerindra-PDIP.

Kata Ujang, tidak menutup kemungkinan paket PDIP Gerindra akan kembali melakukan perjanjian Batutulis jilid II.

Perjanjian Batutulis adalah kesepakatan di antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada momentum Pilpres 2009.

Adapun, untuk konteks kekinian, Gerindra-PDIP digadang-gadang akan mengusung Prabowo Subianto-Puan Maharani di Pilpres 2024 nanti.

"Mungkin sedang silaturahmi penjajakan segala kemungkinan dalam menghadapi tahun-tahun politik kedepan. Bisa mungkin (Batutulis jilid II)," ujar Ujang Komarudin kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Selasa petang (24/8).

Terlebih, kata Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini, hubungan kedua ketua umum partai politik tersebut semakin membaik setelah Prabowo Subianto didapuk sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dan bergabung di koalisi pemerintah.

Padahal dalam pertarungan Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo adalah lawan dari Joko Widodo.

"Mega dan Prabowo, saat ini hubungannya sedang baik. Dan mungkin ini pulalah yang dimanfaatkan oleh PDIP dan Gerindra untuk terus merapatkan barisan," kata Ujang Komarudin.

Namun begitu, Ujang menyebut dinamika politik menjelang Pemilu 2024 masih sangat dinamis sehingga segala kemungkinan masih bisa terjadi ke depannya.  

"Batutulis jilid II bisa juga tidak terjadi. Semua tergantung dari dinamika politik yang berkembang ke depan. Semua masih serba kemungkinan," demikian Ujang Komarudin.

Kedekatan antara PDI Perjuangan dan Partai Gerindra di masa lampau menjadi mukadimah yang disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat menyambut kedatangan rombongan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Dalam kata sambutannya, Hasto sempat menyinggung kedekatan PDIP-Gerindra pada Pilpres 2009. Di mana kedua partai mengusung duet Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres-cawapres.

Duet pasangan ini kala itu dikenal sebagai Mega-Pro. Di pilpres, pasangan ini bersaing dengan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto.

"Saya pribadi dengan kunjungan ini langsung bernostalgia pada tahun 2009 lalu, pasangan Mega-Prabowo. Saat itu kita bekerja sama dan kita belajar dari sejarah itu," kata Hasto dalam pertemuan yang digelar di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa siang (24/8). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA