Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hasto Kristiyanto Singgung DPT Pilpres 2009 Lalu, PDIP Sedang Merasa Terancam dan Ketakutan Tumbang di Pilpres 2024

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Kamis, 26 Agustus 2021, 15:46 WIB
Hasto Kristiyanto Singgung DPT Pilpres 2009 Lalu, PDIP Sedang Merasa Terancam dan Ketakutan Tumbang di Pilpres 2024
Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas) Saiful Anam/Net
rmol news logo Tumbang di Pilpres 2024 adalah sebuah ancaman yang kini ditakuti dan menjadi bayang-bayang yang dikhawatirkan PDI Perjuangan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Pasalnya, saat bertemu dengan Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani beberapa hari lalu, Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, sempat menyinggung soal kecurangan DPT Pilpres 2009 lalu.

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional (Unas) Saiful Anam mengatakan, jika Hasto mengungkit DPT 2009 maka bisa jadi parpol lain mengungkit DPT 2014 dan 2019 yang lalu, di mana PDIP sebagai pemenang Pemilu.

"Karena bukan tidak mungkin pada pemilu 2014 dan 2019 justru lebih bermasalah dari 2009 yang lalu. Masalah bansos saja banyak yang ganda apalagi DPT pemilu," ujar Saiful saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (26/8).

Untuk itu kata Saiful, Hasto sepatutnya tidak perlu mengungkit maslaah DPT Pemilu, kecuali jika PDIP telah merasa terancam pada kontestasi 2024 mendatang.

"Saya kira bisa jadi PDIP sudah mulai terasa terancam dengan Demokrat atau parpol lainnya, sehingga mengungkit-ngungkit hal yang semestinya tidak dilakukannya," kata Saiful.

Karena sambung Saiful, tindakan pengungkitan tersebut oleh PDIP merupakan sikap yang tidak perlu dilakukan. Karena, dapat mempengaruhi penilaian publik bahwa PDIP sedang terancam untuk 2024 mendatang.

"Untuk itu dengan adanya pengungkitan tersebut bisa jadi PDIP sedang gusar dengan adanya penurunan berdasarkan survei terakhir-terakhir ini," pungkas Saiful. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA