Elektabilitas Ganjar akan Stabil jika Ditopang Kerja Mesin Relawan

"Saya kira fenomena dukungan dari masyarakat terhadap capres telah mulai menjadi tradisi. Inisiatif seperti ini positif bagi demokrasi kita," kata pengamat dari Lingkar Madani Untuk Indonesia, Ray Rangkuti kepada wartawan, Kamis (26/8).

Namun demikian, Ray mengingatkan bahwa elektabilitas tinggi yang diraih Ganjar saat ini belum menjadi jaminan untuk melenggang di 2024.

"Tentu nanti perlu pasangannya yang dapat melengkapi. Saat ini harus fokus menunjukkan kinerja terbaik dalam menangani pandemi Covid-19 (sebagai gubernur)," lanjutnya.

Senada dengan Ray, pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing menyebut perlu aksi nyata dari relawan untuk mendngkrak sosok calon presiden yang didukung. Sebab, pengenalan tokoh untuk maju ke 2024 saat ini amat penting.

"Semua berpacu pada waktu. Lebih cepat mereka merebut simpati rakyat lebih baik, namun saat ini cara yang tepat adalah membantu masyarakat demi kepentingan negara menghadapi pandemi," ujar Emrus.

Seorang relawan juga harus mau berkorban dan membantu jagoannya secara ikhlas dalam misi pengenalan sang calon.

"Jadi kalau sekarang masih pandemi, relawan harus bersama-sama membagikan sembako, membantu percepatan vaksinasi Covid-19, serta menyiapkan kebutuhan untuk masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri," jelas Emrus.

Tren elektabilitas Ganjar belakangan naik berdasarkan hasil survei beberapa lembaga. Pada Februari 2020 angka elektabilitas Ganjar dalam surve Indikator berada di angka 9,1 persen. September 2020 kemudian naik menjadi 11,2 persen.

Terbaru, survei Indikator pada Rabu (25/8) menempatkan Ganjar di posisi dua besar dengan 21,4 persen. Di posisi pertama ada Prabowo Subianto dengan elektabilitas 27,8 persen. Sedangkan di bawah Ganjar ada Anies Baswedan dengan perolehan 14,8 persen.