Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Beathor Suryadi: Puan Bukan SBY yang Manfaatkan Jabatan untuk Mencari Simpati Rakyat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Jumat, 27 Agustus 2021, 12:59 WIB
Beathor Suryadi: Puan Bukan SBY yang Manfaatkan Jabatan untuk Mencari Simpati Rakyat
Susilo Bambang Yudhoyono dan Puan Maharani/Repro
rmol news logo Kritikan yang belakangan menyasar Ketua DPR RI, Puan Maharani atas maraknya baliho di jalanan dibalas menohok oleh kader PDIP, Bambang Beathor Suryadi.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Awalnya, Beathor mengungkap sindiran anggota grup kombantan, Yunandi HR yang menyebut koalisi PDIP dengan partai politik lain di Pilpres 2024 akan membuka kans Puan menjadi Wakil Presiden. Jika hal itu terjadi, nilai politik PDIP di mata publik disebut kurang menarik karena parpol pemenang hanya menempatkan kadernya sebagai wapres.

Namun di mata Beathor, Puan sejak awal sadar sebagai cucu Presiden Soekarno dan anak Presiden Megawati. Dalam hitungan waktu, Puan akan melenggang ke Istana Presiden. Puan Maharani juga bukan sosok politisi yang gemar memanfaatkan jabatan publik untuk mendulang popularitas di mata masyarakat.

Ia lantas membandingkan Puan Maharani dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden RI dua periode yang sebelumnya pernah menjabat sebagai menteri era Presiden Gus Dur dan Menko Polhukam era Presiden Megawati Soekarnoputri.

"Saat menjadi Menkopolhukam, SBY memanfaatkan anggaran kementerian tampil di semua TV, berkisah tentang keamanan, padahal kampanye terselubung untuk calon presiden. Dari program tersebut, warga desa mengenal sosok SBY," kata Beathor kepada redaksi, Jumat (27/8).

Dikatakan Beathor, strategi SBY tersebut didasari oleh keinginan menjadi wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri.

Strategi SBY ini pun diyakini akan kembali berhasil bila diterapkan oleh Puan Maharani yang saat itu menjabat Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) periode pertama Presiden Joko Widodo.

"Saat 5 tahun menjadi Menko PMK, yang anggarannya ratusan triliunan, dengan sasaran programnya langsung untuk masyarakat, artinya jika Puan ambil peluang seperti SBY, tampil tiap hari di semua saluran TV, dengan action berdialog dan membagi bantuan, maka Puan akan menjadi top markotop," jelasnya.

Namun, kata Beathor, Puan bukanlah SBY, meski peluang mencari popularitas dari jabatannya cukup terbuka lebar. Terlebih saat itu Ganjar Pranowo, pesaingnya kini, belum lama menduduki kursi Gubernur Jawa Tengah dan Presiden Jokowi masih awal jadi presiden.

"Kenapa Puan tidak dengan sadar mengambil peluang anggaran tersebut, atau apakah orang orang di sekitarnya pada buta dan bego politik, bahwa Puan harus sampai ke Istana Presiden?" kata Beathor.

Lagi-lagi, ia menegaskan bahwa Puan bukanlah SBY.

"Puan adalah petugas partai di Menko PMK, tidak untuk hal lain. Semua difokuskan pada kesejahteraan rakyat tanpa kepentingan pribadi memanfaatkan anggaran kementerian untuk menjadikan populer dan memudahkan menjadi calon presiden di 2024," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA