Direktur Eksekutif Indonesia POlitical Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menganalisa, andai kader partai berlambang matahari putih itu gabung koalisi, kecenderungannya tidak akan menggantikan posisi kader mitra koalisi.
Dedi kemudian menyebutkan dua pos menteri yang berpotensi diganti adalah Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Mendikbud Nadiem Makarim.
Argumentasi Dedi, Jokowi akan mengganti mereka yang tidak begitu berperan dalam proses pemilihan presiden.
"Jika melihat peluang, bisa dimulai dari yang paling tidak terlihat dalam proses Pilpres, semisal Muhadjir Effendy atau Nadiem Makarim, dibanding tokoh non parpol lainnya," demikian kata Dedi kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat malam (27/8).
Lebih lanjut, Dedi menyampaikan bahwa dalam hasil surveinya, publik juga menginginkan kedua menteri itu paling diinginkan publik untuk dicopot.
Ia meyakini, dengan posisi PAN di di senayan, Dedi memprediksi partai yang dipimpin oleh Zulkifli Hasan itu akan mendapatkan jatah dua kursi.
"PAN dengan daya tawarnya di parlemen, bisa saja mendapat dua posisi," pungkasnya.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen Eddy Soeparno adalah salah satu Ketum dan Parpol koalisi yang hadir dalam pertemuan bersama Presiden Jokowi, Rabu (25/8).
Dalam pertemuan itu, beberapa substansi dibahas, mulai penangagan Pandemi hingga pembangunan ibukota baru.
Meski diakui para petinggi Parpol tidak ada perbincangan soal perombakan kabinet, secara politik aroma adanya kocok ulang kabinet sepertinya sudah mulai dekat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: