Sementara pada usia 25-29 tahun pada Februari 2021 mencapai 4,94 persen, meningkat 2,26 persen (yoy).
Berdasarkan pendidikan, peningkatan pengangguran terbuka tertinggi terjadi pada jenjang pendidikan SMA/SMK. Pengangguran jenjang SMA mencapai mencapai 8,55 persen, naik 1,86 persen poin (yoy). Peningkatan lebih besar bagi jenjang SMK yang mencapai 11,45 persen, naik 3,03 persen (yoy).
Melihat data tersebut, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati khawatir dampak pendidikan daring dalam dunia kejuruan tidak berdampak maksimal terhadap penguasaan keterampilan kerja.
"Ada tantangan memang terutama bagi alumni kejuruan yang tidak maksimal dalam penguasaan materi praktik keterampilan. Harus ada terobosan dan inovasi dalam penguasaan keterampilan yang paling banyak dibutuhkan saat pandemi," kata Mufida dalam keterangannya, Rabu (1/9).
Selain keterampilan, perlu dipikirkan skema bantuan modal atau kredit tanpa agunan bagi alumni SMA/SMK agar bisa memiliki alat-alat kerja yang bisa dilakukan baik untuk membuka usaha kecil maupun
freelance.
"Sekarang kita melihat tren dunia sedang mengarah ke sana. Lewat pandemi, kita mulai terbiasa untuk kerja
remote, tidak lagi mengandalkan lowongan pekerjaan bagi anak-anak muda ini," sambungnya.
Mufida menambahkan, perhatian serius terhadap meningkatnya angka pengangguran muda ini mutlak diperlukan. Sebab, saat ini Indonesia bersiap menghadapi bonus demografi.
"Perlu memaksimalkan program yang ada di Kementerian Tenaga Kerja yang termonitor dan terevaluasi dengan baik untuk mengatasi persoalan peningkatan pengangguran muda," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: